Negara itu hanya bergantung pada kopi yang mereka tanam dan sumber pendapatan terbesar berasal dari ladang minyak Bayu-Undan dan Kitan.
Baca Juga: Australia Mulai Enggan Bantu Timor Leste dan Papua Nugini yang Tercekik Utang, Ini Alasannya
Perusahaan minyak itu melakukan pengeboran di ladang minyak tersebut, lalu mebayar royalti kepada pemerintah Timor Leste.
Lalu, uang tersebut masuk ke dana minyak khusus.
Namun, dokumen Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, menunjukkan dana ini sangat berbahaya.
Ladang minyak Timor Leste memiliki sumber daya yang makin menipis, dan membuat perusahaan minyak itu juga mengurangi bayaran royalti.
Selain itu, pemerintah Timor Leste dinilai jor-joran dalam membelanjakan uang tersebut, daripada dana yang dihasilkan dari royalti tersebut.
"Lebih dari 75 persen sumber daya di ladang Bayu-Undan dan Kitan telah habis," kata dokumen kementerian itu.
"Sejak 2012, pendapatan minyak dan gas menurun, tahun 2014 pendapatan minyak dan gas memberikan 40 persen lebih rendah kepada Timor Leste dibandingkan 2013," katanya.
"Pada tahun 2014, dana minyak bumi itu menyumbang 93 persen dari total pendapatan negara, tetapi pemerintah membelanjakan dua kali pendapatan sebenarnya dari dana tersebut setiap tahun sejak 2008," jelasnya.
Hal itu membuat Timor Leste menuai banyak kritikan termasuk dari LSM Timor Leste, La'o Hamutuk.