“Kami berharap masyarakat Peru tidak tertipu oleh informasi yang tidak benar,” demikian bunyi pernyataan yang ditulis dalam bahasa Spanyol seperti yang dilansir LA Times.
Peru dan Ekuador sama-sama memiliki armada penangkap ikan yang besar dan sangat bergantung pada makanan laut.
Menurut Bank Dunia, pada 2018, kedua negara menangkap 4,5 juta metrik ton ikan, hampir sama dengan Amerika Serikat, tetapi hanya sekitar seperempat dari apa yang dipanen China dari laut.
Kedua negara mendapat manfaat dari Arus Humboldt, arus air yang dingin dan kaya nutrisi di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan yang membantu memberi makan salah satu daerah penangkapan ikan paling produktif di dunia.
Tahun ini, armada penangkapan ikan China telah mengancam keamanan sumber makanan.
Ini menjadi konflik terbaru yang melibatkan dorongan China untuk memanen makanan laut dari lautan di seluruh dunia.
Mulai Juli, pemerintah Ekuador dan kelompok lingkungan internasional mulai melacak armada besar, yang diparkir di tepi Cagar Laut Galapagos, situs Warisan Dunia UNESCO, dan taman nasional Ekuador.
Cagar alam ini mencakup lebih dari 51.000 mil persegi lautan yang dilindungi di sekitar nusantara, yang terletak sekitar 600 mil di lepas pantai Ekuador.
Lebih dari 20% spesies yang ditemukan di dalam cagar ini adalah spesies unik nusantara.
LA Times memberitakan, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Oceana, yang melacak armada tersebut, armada penangkapan ikan China tercatat melakukan sekitar 73.000 jam penangkapan ikan antara 13 Juli dan 13 Agustus dan menyumbang 99% dari aktivitas penangkapan ikan di perimeter cadangan.