Gridhot.ID - Siapa yang tak kenal dengan sosok Stand Up Comediuan Fico Fachriza.
Seorang Komika yang punya ciri khas stand up lugu dan absurd itu baru-baru ini menghebohkan media.
Pasalnya Fico secara blak-blakan dalam kicauannya di Twitter beberapa waktu lalu, mengaku baru saja melakoni wawancara dengan media BBC Indonesia dengan tema seputar PKI.
Siapa sangka, komika yang pernah menjadi finalis ajang stand up comedy tersebut ternyata masih memiliki kerabat dekat dari pimpinan senior PKI yakni D.N. Aidit.
Melalui unggahan di akun Twitternya, Fico tampak memposting foto kecilnya saat bersama kakeknya, Murad Aidit.
Murad Aidit merupakan adik kandung dari Dipa Nusantara Aidit atau yang dikenal dengan D.N.Aidit, Ketua Comite Central Partai Komunis Indonesia (PKI).
"September, bulan-bulannya rame diwawancarain seputar PKI. Kemaren udah sama bbc.
Anw, ini foto gua sama kakek gua, Murad Aidit," tulisnya.
Sontak saja, unggahan itu sangat mengejutkan rekan dan para penggemarnya di media sosial.
"Bro kok gue baru tahu, gilak!!!!!!!!! Hidup lo itu pantes naruto banget. Masa lalu kelam Kyubi itu nyata adanya Fico. aaa Fu** keren tapi keren tapi ngenes. Dah dah tinggalin one piece idup lu itu emg pas bgt sm naruto.
"Kontribusi Aidit buat bangsa ini sejak sebelum Indonesia merdeka itu buanyak banget. Bang Fico harus tetep bangga.
Bertahun-tahun temenan sama pico baru minggu lalu dia cerita dan insting membunuh fico ga ada sama sekali tapi insting mencari duitnya malah lebih serem.
"Baru tauu Fico cucu adeknya ketua PKI mantep bener, kelucuan kelucuan pasti mengalir dari darah pendahulunya, rispekk," ungkap warganet mengomentari unggahan Fico di akun Twitter dan Instagramnya, @ficofachriza_.
Dikutip Serambinews.com dari video Narasitv yang diunggah ulang oleh Fico, Fico mengungkapkan jika kisahnya sebagai generasi ketiga keluarga Aidit.
Ia mengaku sempat merasa diasingkan di sekolahnya lantaran cucu dari seorang yang keturunan PKI.
"Jadi kira-kira kelas 4, lah tahun 2004-an, sudah mulai pelajaran sejarah PKI. Terus saya Juga tau kayaknya kakek saya ini orang PKI juga.
Ternyata kayak kejam banget kan PKI yang diajarkan di sekolah. Wah ternyata kakek saya penjahat, kayaknya baik banget kelau ke saya.
Guru sejarah lagi ceritain, terus karena saya tahu kakek saya itu adiknya D.N Aidit 'wah berarti kakek saya jahat dong buk' terus ditanya 'emang kakek kamu siapa?' Murad Aidit gitu saya jawab.
"Terus teman-teman SD jadi pada 'wah komunis-komunis gitu. enggak boleh jadi imam sholat', ungkap Fico.
Menurut penuturan sang cucu, Fico Fachriza, Murad Aidit dibiayai kuliah oleh DN Aidit.
Murad sempat dipanggil balik ke Indonesia dengan tawaran menjadi menteri.
Namun, setibanya di Bandara, Murad justru ditangkap dan diasingkan di penjara di Bogor.
Dari Bogor lalu dipindahkan ke Bandung.
"Yang lucu cerita yang paling saya inget, katanya dari perjalanan dari penjara Bogor ke Bandung. Di perjalanan dia (Murad dan tahanan lain) disuruh kencing.
"Namun, Murad tetap bersikeras untuk menolak tawaran tersebut.
Di situlah insting bertahan hidup dia bekerja. katanya ah 'enggak mau ah' katanya gitu.
Dan ternyata teman-teman dia yang disuruh kencing, ditembakin. Laporannya, katannya orang-orang tahanan itu mencoba kabur,".
Kakeknya, Murad Aidit dipenjara selama 15 tahun.
"Dan ternyata selama 15 tahun itu ternyata baru terbuka baru bahwa kakek saya tidak aktif menjadi anggota partai (PKI).
"Baru pas zaman presiden GusDur, ada yang minta maaf soal salah tangkap ini. Bahkan Gus Dur juga sempat meminta maaf ke Pramoedya Ananata Toer," ungkapnya.
Fico juga menceritakan akhir hayat sang kakek yang menghabiskan waktu dengan membuka sebuah warung dan warung telekomunikasi.
"Yang saya ingat, kakek dulu habisin waktunya dengan buka wartel dan warung, terus saya suka nyolongin duitya di wartel.
Saya kan kalau libur sekolah suka di rumah kakek, abang saya juga smepat tinggal di sana. Terus kalau saya jagain wartel suka saya ambilin duitnya,".
Dia menuturkan jika kakeknya mempunyai keinginan untuk hidup sangat tinggi.
"Dia pernah bilang, saya enggak akan mau mati sebelum Soeharto duluan. Setidaknya meskipun kalahh dalam kehidupan, 'saya menang dalam umur'," ujarnya lagi.
Pada 1962-1965, Murad belajar ekonomi ke Universitas Lumumba, Moskow.
Saat kuliah, Murad dibiayai oleh DN. Aidit.
Di Masa itu, Murad adalah seorang intelektual yang menguasai 7 bahasa.
Murad dipanggil kembali ke Indonesia dengan tawaran menjadi menteri.
Namun saat pulang, setibanya di bandara ia ditangkap dan diasingkan ke pulau Buru hingga 1979, dikutip dari NarasiTV.(*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Fans Terkejut, Komika Fico Fachriza Ternyata Masih Kerabat Ketua PKI, Begini Pengakuan dan Kisahnya"