Mufti meminta klarifikasi langsung kepada bos Peruri terkait benar tidaknya ada permintaan uang sebesar Rp 500 miliar kepada Pertamina.
"Kemarin apa yang disampaikan Pak Ahok, ibu dengar kan, kami ingin klarifikasi saja, ibu. Terkait paperless yang dilakukan Pertamina dalam rangka efisiensi, kami dengar dari media bahwa Peruri itu minta Rp 500 miliar. Kami pengen mendapatkan penjelasan dari panjenengan itu betul, tidak begitu?" kata Mufti.
Mufti beranggapan jika memang ada permintaan tersebut, dirinya ingin tahu alasannya.
Ia tak ingin hal tersebut menjadi isu liar, sehingga masyarakat mengira Peruri ingin merampok uang rakyat di tengah pandemi.
"Kalau memang betul, apa alasannya? Jangan ini jadi isu liar di masyarakat kalau Peruri mau merampok uang rakyat di tengah pandemi, di tengah kondisi masyarakat kita yang nyari makan saja susah tapi mau merampok keuangan negara dengan cara sistematis."
"Kami pengen tahu penjelasan panjenengan bagaimana sih sebenarnya ini terjadi?"
Menanggapi pertanyaan itu, Dwina tidak berkenan menjelaskannya secara detail. Sebab, kata dia, hal-hal yang berkaitan dengan kontrak bersifat rahasia.
"Kami high security company, pak. Jadi mungkin kami tidak banyak bicara di media karena nature dari high security company seperti itu," kata Dwina.
Selanjutnya, Dwina tak lagi berbicara soal tudingan Ahok tersebut.