Namun, ia sempat menyinggung soal hubungan Peruri dengan Pertamina yang disebutnya baik-baik saja.
Dwina menambahkan, terkait Pertamina, tidak ada perbedaan dengan klien-klien lainnya. Perum Peruri mendukung penuh semua proses digitalisasi yang dilakukan.
"Hubungan kami dengan Pertamina sangat baik. Jadi sebetulnya enggak seperti ramai-ramai yang mungkin disampaikan. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan pak," kata Dwina.
Lebih lanjut, Dwina berbicara soal pencapaian Peruri yang sudah mempunyai klien digital sebanyak 117 entitas. Dari jumlah itu, 35 di antaranya adalah BUMN.
Dwina menambahkan, pencapaian perusahaan yang ia pimoin sangat menggembirakan karena peluncuran program itu baru dilakukan pada September 2020.
Ia pun mengaku dengan pencapaian tersebut, Peruri tidak melakukan apa yang disebut bakar uang, seperti lazimnya perusahaan start up digital.
"Alhamdulillah kami juga tahu pentingnya bahwa pada bisnis awal itu yang penting itu adalah kita penetrasi pasar, market, tapi kami tidak pernah dalam posisi harus bakar uang," ujar Dwina.
"Mungkin karena positioning sebagai penjamin keaslian digital ini memang sudah ditunggu-tunggu juga, sudah diharapkan dan kami adalah satu-satunya BUMN yang mendapatkan license dari Kominfo."
Artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan judul: "Bos Peruri Akhirnya Buka Suara Soal Tudingan Ahok Minta Rp 500 Miliar ke Pertamina."
(*)