Meletusnya kembali salah satu "perang dingin" sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 telah menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas di Kaukasus Selatan, koridor pipa yang merupakan jalur pengiriman minyak dan gas ke pasar dunia.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kekuatan regional Rusia dan Turki bisa ikut terseret.
Juru bicara kementerian pertahanan Armenia Shushan Stepanyan mengunggah tweet video ledakan besar dari tembakan artileri, disertai dengan musik yang dramatis yang bertuliskan "Pengambilalihan posisi Azerbaijan".
Sementara, Azerbaijan merilis rekaman yang menunjukkan pasukannya menembakkan tembakan roket ke markas musuh, serta asap abu-abu naik dari dalam Nagorno-Karabakh saat dihancurkan oleh artileri Azeri.
Foto-foto yang diambil di kota Azeri Terter menunjukkan orang-orang berlindung di parit dan bangunan rusak yang menurut penduduk terkena peluru Armenia.
Kecemasan tentang peran Turki
Beberapa sekutu Turki di NATO semakin khawatir dengan sikap Ankara terkait Nagorno-Karabakh, wilayah yang memisahkan diri dari Azerbaijan.
Wilayah ini dijalankan oleh etnis Armenia tetapi tidak diakui oleh negara mana pun sebagai republik merdeka.
Melansir Reuters, ketika ditanya apakah Ankara akan menawarkan dukungan militer jika Azerbaijan memintanya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Rabu bahwa Turki akan "melakukan apa yang diperlukan".
Pernyataannya itu menyuarakan pernyataan Presiden Turki Tayyip Erdogan.