Gridhot.ID- Sejak pecah perang di Nagorno-Karabakh, Turki menyatakan dukungan tanpa syarat kepada Azerbaijan.
Sebelum perang Armenia dan Azerbaijan terjadi, Turki dan Yunani sudah terlibat konflik panas di sana.
Hal ini dikarenakansumber daya energi dan perbatasan maritim.
Karena tak kunjung mereda, akhirnya merekamenyiapkan hotline militer.
Langkah tersebut diumumkan oleh blok militer NATO, di mana kedua negara menjadi anggotanya.
Ketegangan meningkat tahun ini ketika Turki mengirim kapal penelitian ke daerah yang disengketakan.
Itu terjadi ketika para pemimpin Uni Eropa (UE) bertemu untuk membahas hubungan kedua blok itu dengan Turki.
Turki telah menjadi kandidat jangka panjang untuk keanggotaan UE tetapi upaya ini terhenti.
Ini karena para pemimpin UE mengkritik catatan Turki tentangHAM dan supremasi hukum, khususnya setelah kudeta militer yang gagal tahun 2016.
Tetapi Turki tetap menjadi mitra penting bagi UE.