Mengutip dari AFP, (3/10/2020), Erdogan diketahui mengirim tentara bayaran yang berasal dari Suriah untuk membantu pasukan Azerbaijan.
Pada Jumat (2/10/2020) Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan ke surat kabar Perancis Le Figaro, bahwa Turki telah "memberangkatkan ribuan tentara bayaran dan teroris" ke Azerbaijan dari Suriah utara.
Pashinyan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon, menyatakan "keprihatinan serius" atas laporan "keterlibatan dalam aksi militer gerilyawan kelompok bersenjata ilegal dari Timur Tengah," ujar Kremlin.
Meski lewat akun Twitter pribadinya Erdogan mengatakan ingin menghancurkan Armenia, namun belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintahan Turki.
"Ada lagi potongan informasi yang salah terhadap Azerbaijan," ucap Hikmat Hajiyev asisten presiden urusan luar negeri Azerbaijan, dalam konferensi pers.
"Kami sepenuhnya menolaknya, Azerbaijan tidak butuh pasukan asing karena kami punya angkatan bersenjata profesional dan kami juga punya pasukan cadangan yang cukup."
Namun kenyataannya, salah seorang ahli militer asal Inggris mendapatkan bukti setidaknya sebanyak 1.200 orang Suriah datang ke Azerbaijan.
Kerabat ketiga tentara itu mengonfirmasi ke AFP anggota keluarga mereka tewas, sementara netizen membagikan foto 4 prajurit yang tewas dalam bentrokan.
Menurut Macron, laporan intelijen menunjukkan 30 prajurit yang ditarik dari "kelompok milisi" dari kota Aleppo di Suriah telah melintasi Gaziantep di Turki, dalam perjalanan menuju Azerbaijan.
"Para prajurit ini dikenali, dilacak, dan telah diidentifikasi," ungkapnya.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar