Pengawas perdagangan Cina di Hong Kong, Chau Ju Kua menulis pada 1225 bahwa pulau Timor sudah berhubungan dengan dengan pulau Jawa karena perdagangan kayu cendana yang dianggap sebagai kayu cendana terbaik.
Pilliot Lamster menulis bahwa perdagangan kayu cendana oleh orang Cina sudah dimulai pada awal abad masehi.
O.W. Walters menambahkan bahwa Cina melakukan kontak dengan Timor sudah dimulai pada awal abad masehi.
Selain pedagang-pedagang Cina juga datang pedagang India dan membarternya dengan kuda-kuda yang kemudian dibiakkan di pulau Sumba.
Para pedagang ini melakukan perjalanan dagang paling dua kali dalam satu tahun, membawa cendana dari Timor untuk diperdagangkan di Malaka.
Orang-orang Cina ini disebut dengan Sina Mutin Melaka (orang Cina berkulit putih dari Malaka) oleh penduduk lokal.
Pintu masuk para pedagang Cina ke tanah Timor, salah satu yang terkenal adalah pelabuhan Namon Sukaer (sekarang bernama Atapupu).
Lalu lintas perdagangan kayu cendana ini kemudian surut pada akhir abad ke-18.
Belanda mencoba menguasai perdagangan ini, namun mereka mengalami kerugian besar pada 1752.
Namun, orang Cina masih terus bertahan dalam rute perdagangan ini sampai akhir abad ke-19.