Gridhot.ID - Najwa Shihab sempat diancam bakal dilaporkan polisi akibat kontennya.
Wawancaranya dengan kursi kosong sempat heboh di masyarkat.
Namun adapula yang tidak setuju dan menganggap konten tersebut sebagai penghinaan.
Ujungnya, nama jurnalis senior Najwa Shihab dilaporkan telah melakukan aksi cyber bullying serta merusak nama baik utusan presiden sehingga Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu bernama Silvia Dewi Soembarto melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
Baca Juga: Fotonya Viral, Aipda Ismi Jelaskan Alasannya Bertugas Sambil Gendong Anak yang Tertidur Lelap, Gubernur NTB Langsung Turun Tangan Beri Hal Ini
Namun laporan tersebut ditolak oleh pihak polisi karena dinilai menjadi ranahnya Dewan Pers.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Pers, Ahmad Djauhar justru memandang, aksi wawancara kursi kosong dalam acara Mata Najwa adalah bagian dari kreativitas jurnalistik.
Ahmad Djauhar berpendapat, wawancara kursi kosong yang dilakukan Najwa Shihab sebagai pengganti absennya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bukanlah bentuk penghinaan terhadap Presiden Jokowi.
Menurut Ahmad, cara Najwa dalam menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang mewakili publik merupakan bagian dari kreativitas di jurnalistik.
"Kreativitas itu kan macam-macam caranya. Ada yang caranya sindiran halus. Enggak (bermaksud menghina) lah ini sampai bikin malu Pak Jokowi. Itu relawannya aja yang baper (bawa perasaan),” ujar Ahmad menyampaikam kepada Tempo, Selasa (6/10/2020) kemarin.
Menurutnya juga, Najwa yang mewawancarai kursi kosong karena Menteri Terawan tak memenuhi undangan wawancara terkait penanganan Covid-19. Sah saja bila Najwa membuat sebuah acara yang teatrikal tersebut.
“Itu kan sindiran, apakah yang seperti itu layak dikriminalkan?” kata Ahmad lagi.
Sementara drama Kursi Kosong semakin viral, ditambah agenda aduan ke dewan pers, maka sejauh ini laporan pihak Silvia belum secara resmi masuk ke pihak Dewan Pers.
Source | : | Hai |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar