Menurut Budi, wanita tersebut masuk melalui Blok G Gedung Balai Kota Jakarta.
Wanita tersebut melewati pemeriksaan di Balai Kota. Malah ia juga melewati mesin x-ray.
Namun bensin di dalam tasnya bisa lewat begitu saja.
"Di mesin x-ray itu karena di dalam tas membawa botol mineral, di dalam x-ray kan yang terlihat hanya cairan, kami berpikir itu air mineral, lalu dia naik ke lantas 12 Blok G tempat biro perekonomian," jelas Budi.
Wanita itu lalu meminta bertemu dengan Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurut Budi, wanita itu berniat untuk mengecek surat. Namun kata Budi, surat yang ia bawa terbaca aneh.
"Katanya mau mengecek surat karena memang suratnya juga aneh. Kami menduga ibu ini juga tidak waras, karena suratnya juga surat aneh, bahasanya juga tidak beraturan," ungkap Budi.
"Kami juga sebenernya, melihat itu bahasa yang tidak baik. (Struktur kalimatnya) tidak bagus. Itu memang bahasa asal dan tidak jelas itu surat apa," sambungnya.
Isi surat tersebut, lanjutnya, berisi kalimat meminta uang kepada Bank DKI Jakarta.
"Dia menyatakan mau minta duit ke Bank DKI karena dia punya uang di Bank DKI, terus karena dia mewakili Polsek-Polsek. Seperti itu, jadi ngaco," jelasnya.