Jika ini baru pertama kalinya ada ranjau di perbatasan China, tidak demikian halnya dengan Zona Demiliterisasi yang berbatasan dengan Korea Selatan.
Diyakini terdapat jutaan ranjau di sana, yang ditinggalkan setelah Perang Korea yang berlangsung 1950 sampai 1953 silam.
Sumber dari warga sekitar itu menuturkan, meski terjadi insiden, pengejaan penanaman peledak tetap dilanjutkan dengan bala bantuan didatangkan.
Meski begitu, kecelakaan terbaru itu jelas membuat mereka gugup dan gelisah. Karena para komandan mereka juga tak memberikan cukup latihan.
Insiden itu dilaporkan terjadi di Provinsi Hamgyong Utara, yang terletak di ujung utara Korut, dengan peledak lain juga dipasang di dekat Ryanggang.
Perbatasan sepanjang 1.416 kilometer itu biasanya keropos di musim dingin, di mana para pembelot bisa menyeberangi sungai yang membeku.
Tetapi pada awal tahun ini, pemerintah Korea Utara langsung menerapkan penutupan ketat guna mencegah Covid-19, dengan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un mengeklaim tak ada kasus di negaranya.
Pakar menyatakan, lockdown yang diberlakukan Korea Utara makin menghancurkan ekonomi negara itu, yang sudah kolaps terkena sanksi internasional.
Beijing sudah menegaskan kepada warganya untuk tidak terlalu dekat dengan perbatasan Korut, karena ada risiko mereka bakal ditembak mati.
Adapun bagi pembelot yang tertangkap mencoba menyeberang, risikonya adalah mereka dimasukkan ke kamp sebagai pekerja paksa.