Ia menyebut hal itu sebagai "serangan teroris Islam".
Macron kunjungi sekolah tempat guru tersebut mengajar, yaitu di kota Conflans-Saint-Honorine dan bertemu para staf setelah pembantaian tersebut.
Presiden ungkapkan jika "seluruh negara" siap membela para guru dan tindakan ekstrimis tidak akan menang.
"Salah satu guru kami dibunuh hari ini karena dia mengajarkan…kebebasan untuk percaya ataupun tidak percaya," ujar Macron.
Ia juga sebutkan serangan itu seharusnya tidak membagi Perancis, karena itu yang diinginkan oleh ekstrimis.
"Kita harus berdiri bersama sebagai rakyat Perancis," ujarnya.
Dilansir dari Kompas.com, Arab Saudi mengecam keras kartun Nabi Muhammad, penerbitan yang dibela oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron, menyusul pemenggalan seorang guru.
Pernyataan dari pejabat kementerian luar negeri Saudi seperti yang dilaporkan kantor berita SPA Selasa (27/10/2020) menyebutkan kerajaan "mengecam penggambaran yang menyinggung terkait Rasul umat Islam, Muhammad...atau nabi-nabi yang lain."
Kerajaan juga "menolak upaya untuk mengaitkan antara Islam dan terorisme," sebut pernyataan itu dengan tambahan negara itu juga "mengecam segala bentuk terorisme, siapa pun pelakunya."