Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Puji Indonesia Setinggi Langit, Menlu AS Kagum Lihat Cara Pemerintahan Jokowi Usir China Mentah-mentah dari Perairan Natuna, Lihat Kesempatan Emas, Mike Pompeo Langsung Bahas Kerjasama

None - Kamis, 29 Oktober 2020 | 18:25
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo
Kompas Internasional

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo

Gridhot.ID - Menlu Amerika Serikat memang sedang berkunjung ke beberapa negara yang bersinggungan dengan Laut China Selatan.

Salah satunya tentu saja Indonesia.

Saat di Indonesia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan, Washington akan menemukan cara baru untuk bekerja sama dengan Indonesia di Laut China Selatan dan menghormati upaya Indonesia untuk menjaga perairannya sendiri sambil menolak klaim "melanggar hukum" China di daerah tersebut.

Kunjungan Pompeo ke Indonesia sebagai upaya AS memperkuat hubungan strategis dan ekonomi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China.

Dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Indonesia, Retno Marsudi, Pompeu memuji "tindakan tegas" Indonesia untuk melindungi kedaulatannya di perairan dekat Kepulauan Natuna, yang juga diklaim China sebagai wilayahnya.

Baca Juga: Malam-malam Temui Nadya Mustika di Rumah Kontrakan, Rizki D'Academy Ditemani Saudara Kembar, Benarkah Bicara Soal Kandungan?

Pompeo mengatakan klaim China tersebut "melanggar hukum".

“Saya berharap untuk bekerja sama dalam cara-cara baru untuk memastikan keamanan maritim melindungi beberapa rute perdagangan tersibuk di dunia,” kata Pompeo dalam konferensi pers yang disiarkan setelah pertemuannya dengan menteri luar negeri Indonesia, Kamis (29/10) seperti dikutip Reuters.

Retno mengatakan, Indonesia menginginkan Laut China Selatan yang "stabil dan damai" di mana hukum internasional dihormati.

Indonesia berulang kali menolak penjaga pantai dan kapal penangkap ikan China yang masuk ke Laut Natuna Utara.

Retno mengatakan, Indonesia dan AS akan meningkatkan kerja sama pertahanan dengan meningkatkan pengadaan, pelatihan dan latihan militer, berbagi intelijen, dan kerja sama keamanan maritim di kawasan.

Baca Juga: Yaidah Berjuang Hingga Dioper Bak Bola Pingpong Demi Urus Akta Kematian Anaknya, Dispendukcapil Surabaya: Kami Sudah Minta Maaf dan Mengganti Uang Transportasi

Meskipun berbagi posisi yang sama dalam menentang klaim teritorial China di Laut China Selatan, para pejabat Indonesia telah menyatakan keprihatinan tentang kebijakan dan retorika anti-China oleh Washington yang keras di samping meningkatnya ketegangan negara adidaya.

“Saya menegaskan kembali perlunya kerja sama inklusif di tengah masa yang penuh tantangan ini,” kata Retno.

"Saya menggarisbawahi perlunya setiap negara menjadi bagian dari solusi dalam kontribusi kolektif menuju perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran dunia."

Tahun ini, Indonesia menolak permintaan AS untuk hak pendaratan dan pengisian bahan bakar di Indonesia untuk pesawat patroli maritim P-8 Poseidon yang memantau aktivitas militer China.

Retno mengingatkan Pompeo tentang kebijakan luar negeri "bebas dan independen" di negara terbesar di Asia Tenggara itu dan menyerukan kerja sama ekonomi yang lebih besar.

Baca Juga: Minta Diangkat Ridwan Kamil Jadi Duta Korban Cyber Bullying, Lutfi Agizal Panen Hujatan, Netizen: Dih Ngemis Jabatan!

Hubungan ekonomi Indonesia dengan China telah meningkat. Pada saat yang sama AS mempertimbangkan untuk menurunkan perlakuan perdagangan preferensial Indonesia di bawah fasilitas Generalized System of Preferences (GSP).

Peninjauan itu sedang berlangsung dan Retno memberi tahu Pompeo bahwa fasilitas GSP penting bagi kedua negara.

“Saya mendorong bisnis AS untuk lebih banyak berinvestasi di Indonesia, termasuk untuk proyek di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Natuna,” tambah Retno.

Bulan depan, pejabat senior pemerintah mengatakan Indonesia diperkirakan akan menandatangani pakta perdagangan terbesar dunia yakni Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional yang melibatkan negara-negara Asia Tenggara dan China, tetapi tidak dengan AS.

Pompeo mengatakan, dia mengakui AS defisit dalam hubungan ekonomi dengan Indonesia, tetapi tidak membuat komitmen untuk mempertahankan akses Indonesia ke fasilitas GSP, yang memberikan lebih dari 3.500 produk Indonesia status bebas bea.

Baca Juga: Ketahuan Ibunda Ardi Bakrie Punya Tato Mahkota Bersayap di Punggung, Nia Ramadhani Cuma Bisa Pasrah, Sang Aktris: Gue Tarik Napas Aja

“Seharusnya ada lebih banyak investasi di sini dari Amerika Serikat, terutama di sektor digital, energi dan infrastruktur,” kata Pompeo.

Pompeo juga bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (29/10) dan dijadwalkan untuk berpidato di depan kelompok pemuda Islam.

“Presiden (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia ingin kerja sama ekonomi kedua negara semakin meningkat di masa mendatang, termasuk perluasan fasilitas GSP untuk Indonesia,” kata Retno tentang pertemuan Pompeo dengan Jokowi.

Dia menambahkan, Presiden Jokowi mendesak Pompeo untuk "memahami negara-negara Asia Tenggara dan Asia Tenggara sehingga dapat menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kerja sama di kawasan".

Sebelum berkunjung ke Indonesia, Pompeo mengunjungi India, Sri Lanka dan Maladewa. Dia dijadwalkan terbang ke Vietnam pada Kamis malam.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Menlu AS puji tindakan tegas Indonesia lindungi kedaulatan di perairan Natuna.

(*)

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x