Pakar militer China, Wei Dongxu, menganggap bahwa tingginya jumlah kunjungan tersebut menunjukkan bahwa militer China telah melakukan patroli di Selat Taiwan secara rutin dan normal.
Kepada Global Times, Wei juga menjelaskan bahwa militer China telah melakukan pemantauan penuh atas setiap anomali di pulau itu dari pasukan asing yang bisa terjadi kapanpun.
Laporan dari otoritas pertahanan Taiwan juga menunjukkan keberagaman pesawat China yang terbang menuju wilayah Taiwan.
Di antaranya adalah pesawat perang ani-kapal selam Y-8, pesawat pengintai Y-8 dan pesawat perang elektronik Y-8 dan Y-9.
Pesawat tempur China yang didasarkan pada platform peswat Y-8 dapat memantau pergerakan kapal di permukaan dan bawah air, mengumpulkan sinyal elektronik, dan menganggu perangkat elektronik lawan.
Menariknya, peningkatan kunjungan militer China ke sekitar wilayah Taiwan ini terjadi di tengah proses penjualan senjata dari AS ke Taiwan. Hubungan baik kedua negara tersebut jelas membuat China kepanasan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China Kolonel Senior Tan Kefei, pada 22 Oktober mengatakan bahwa kesepakatan tersebut telah melanggar prinsip one-China dan tiga pernyataan dalam China-US Joint Communiques.
China juga menilai AS telah mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak kedaulatan serta kepentingan keamanan China.
Wei Dongxu memprediksi bahwa China bisa saja menunjukkan lebih banyak kemampuannya jika Taiwan atau negara asing seperti AS melakukan provokasi militer lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Pesawat tempur China masuki Selat Taiwan sebanyak 25 hari selama Oktober.