Saat itu, dia merasa telah mendapatkan cukup uang melalui pekerjaan musim panasnya pada tahun 2018 untuk membeli tiket pesawat ke Kabul, tempat dia telah mengatur untuk bertemu kontak ISIS.
Baru setelah membeli tiket, Fejzulai menyadari bahwa dia membutuhkan visa untuk bepergian ke Afghanistan.
Pada 1 September 2019, Fejzulai tiba di Suriah sendirian.
"Dia menghabiskan dua hari di 'lubang tikus," kata Rudolf Mayer, pengacara pembelanya di pengadilan, dengan 'tanpa pancuran, tidak ada toilet, dan tidak ada air mengalir'.
Dia kemudian ditangkap oleh polisi setelah dua hari dan ditahan di Turki selama empat bulan sebelum diekstradisi kembali ke Austria, tempat di mana dia akan diadili.
Dalam persidangan, Fejzulai mengatakan telah disesatkan oleh 'masjid yang salah' pada tahun 2016.
Walau begitu, dia tidak merasa dirugikan untuk mulai belajar Islam saat tumbuh dewasa.
Ditanya mengapa dia mencoba bergabung dengan ISIS, Fejzulai itu mengatakan kepada hakim.
"Saya ingin pergi dari rumah. Saya mengharapkan kehidupan yang lebih baik," ucap Fejzulai.
"Saya ingin memiliki apartemen saya sendiri dan penghasilan saya sendiri."