GridHot.ID - Pengamat politik sekaligus dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Agus Riewanto memberikan penilaian pada kedua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo dalam debat perdana.Menurutnya, kedua paslon belum menguasai materi.Hal itu terlihat saat mereka menyampaikan gagasan dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan panelis.Kedua paslon dianggap belum dapat menyentuh problem riil masyarakat Solo.
Baca Juga: Saingan Gibran di Pilwalkot Solo Kepergok Menunggak Bayar PDAM Selama 33 Bulan, Tagihannya Capai Rp 25 Juta, Bagyo: Kita kan Wong Cilik"Karena mereka new comer (pendatang baru) dan tidak punya pengalaman memimpin baik di parpol, ormas maupun birokrasi jadi materinya cuma meraba-raba," jelasnya melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Jumat, (6/11/2020) malam.Untuk itu, pihaknya menyarankan kepada kedua paslon tersebut untuk terus mengasah kepekaan sosial dan politik ketika nanti ada kesempatan debat kedua.Hal itu perlu dilakukan agar masyarakat bisa lebih yakin bahwa pergantian kepemimpinan ke depan dapat memberikan dampak yang berarti.Baca Juga: Kakak Iparnya Pilih Blusukan Virtual, Bobby Nasution Malah Disebut Lakukan Pelanggaran pada Kampanye Perdana, Bawaslu Medan: Kubu 02 Tidak Memenuhi Protokol Kesehatan
"Selain itu, agar siap memimpin dengan program yang relevan dengan masalah Solo," jelasnya.
Saat disinggung terkait segi pembawaan, lanjut dia, paslon Bajo dianggap lebih santun dan njawani.Sedangkan untuk paslon Gibran-Teguh terlihat lebih lugas tanpa basa-basi khas anak muda.Baca Juga: Sedang Proses Pencicilan, Inilah Total Utang Putra Sulung Jokowi yang Maju Jadi Calon Wali Kota Solo, Gibran: Itu Biasa...
"Gibran perlu lebih rileks tidak emosional dan riset mendalam atas problem Solo agar ketika menyampaikan materi menyentuh akar masalah," ujarnya."Bajo perlu lebih tegas dan artikulatif agar tak terkesan cuma curhat bukan kampanye yang bersifat mengajak dan mempengaruhi, perlu perbaikan retorika dan logika yang kuat," sambungnya.Sementara itu terkait dengan aspek materi yang disampaikan, menurutnya Paslon Gibran-Teguh dianggap lebih argumentatif.
"Hanya cara mengartikulasikan gagasan terlalu emosional dan cenderung kaku tidak rileks sehingga kurang dalam isinya," kata dia.Adapun materi yang disampaikan paslon Bajo dianggap terlalu sederhana dan terkesan hanya curhat.
"Kurang ngeget dan argumentatif. Cuma penyampaiannya lebih tenang dan apa adanya khas rakyat," ungkapnya.Seperti diketahui, debat perdana calon wali kota dan wakil wali kota Solo pada Pilkada 2020 digelar di The Sunan Hotel Solo pada Jumat, malam.Dalam debat tersebut selain diminta menjawab sejumlah pertanyaan, kedua paslon diberi kesempatan untuk menyampaikan visi dan misinya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Debat Perdana Pilkada Solo, Pengamat UNS: Materi Kedua Paslon Cuma Meraba-raba"(*)