Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dilantik Aja Belum, Calon Menhan AS Koar-koar Bakal Tenggelamkan Semua Kapal Tiongkok di Laut China Selatan, China: Mereka Tak Punya Nyali Lawan Kami!

None - Selasa, 17 November 2020 | 09:42
Amerika Serikat vs China.
Freepik

Amerika Serikat vs China.

Gridhot.ID- CalonMenteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden AS terpilih, Joe Biden, buat pernyataan mengejutkan.

Di mana diamenyarankan pasukanAS harus ditempatkan di Laut China Selatan untuk meningkatkan pencegahan.

BahkanFlournoy menyerukan agar pasukan AS menenggelamkan seluruh kapal China di Laut China Selatan.

Baca Juga: Di Luar Nalar, Seorang Pria di Kediri Rela Kehilagan Mobil Avanzanya Demi Ditukar dengan 2 Pot Tanaman Hias Ini, Begini Proses Transaksinya

Dengan begitu,Washington tidak akan kehilangan kemampuan untuk melawan agresi militer Beijing di perairan yang diperebutkan.

Akan tetapi pemerintah China tak percaya.

Media pemerintah China sekali lagi melancarkan serangan pedas terhadap AS dan sekutu Baratnya menyusul tindakan keras terbaru Beijing terhadap oposisi pro-demokrasi di Hong Kong.

Baca Juga: Calon Menhan Baru Amerika Serikat Nyatanya Hanya Gertak Sambal Belaka, Ancamannya untuk Lenyapkan Semua Kapal Tiongkok di Laut China Selatan dalam 72 Jam Butuh Kocek Gila-gilaan, Virus Corona Jadi Penghambat Paling Besar

MelansirExpress.co.uk, The Global Times- media harian yang dikelola pemerintah China - telah menerbitkan editorial yang mengklaim Barat "tidak akan berhasil" dengan tekanan yang diterapkan pada China atas pelanggaran hak asasi manusia.

Surat kabar tersebut juga memperingatkan bahwa Barat tidak "punya nyali" untuk menghadapi China.

Ucapan selamat yang hangat itu datang setelah seminggu China berdiam diri terhadap hasil Pemilu AS.

Express.co.ukmemberitakan, China sepertinya menanti untuk melihat pandangan apa yang akan diambil Biden tentang kebijakan luar negeri AS.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kapolri Copot Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar

Akan tetapi, para ahli yakin dia tidak akan mengubah arah kebijakan sehingga tidak akan mengakhiri ketegangan antara Washington dan Beijing.

Presiden terpilih, yang akan menggantikan Trump di Gedung Putih pada Januari 2021 mendatang, telah berjanji bahwa AS akan membela pelanggaran China atas hak asasi manusia, ekspansionisme militer, dan praktik perdagangan yang tidak fair.

Selama beberapa bulan terakhir, pemerintahan Donald Trump telah memberikan dukungannya di belakang para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.

Baca Juga: Didampingi Pemimpin Pasukan Elite, Panglima TNI Tiba-tiba Buat Pernyataan Penting, Hadi Tjahjanto: Tidak Satu Pun Musuh yang Dibiarkan!

AS, seperti halnya Inggris dan Jerman, minggu ini mengecam pengusiran empat anggota parlemen pro-demokrasi China dari badan Dewan Legislatif Hong Kong.

Langkah dari Beijing memicu reaksi marah.

Sehingga memicu pengunduran diri semua menteri pro-demokrasi yang tersisa di parlemen sebagai bentuk aksi protes.

Kini,The Global Timesmengklaim bahwa semua kritik dari Barat sebenarnya tidak ada artinya.

Surat kabar itu menulis: "Apakah ada negara Barat yang berpikir bahwa ia memiliki kemampuan untuk menekan China agar menyerah?"

Baca Juga: Apes! Baru 4 Hari Kerja di Penginapan, Pria Ini Temukan Jasad Wanita dalam Karung, Rekan Korban: Biadab!

"Tidak sama sekali."

"Pasukan Barat memiliki pertimbangan yang cukup rumit dan egois ketika mereka melangkah di perairan berlumpur soal Hong Kong."

"Mereka ingin menahan China dengan mengacaukan Hong Kong."

"Tetapi mereka tidak mungkin mengorbankan kepentingan mereka sendiri untuk mencari dominasi atas urusan Hong Kong."

Baca Juga: Ditanya Seorang Kuli Gimana Caranya Jadi Prajurit TNI Tanpa Pendidikan Tinggi, Jenderal Andika Perkasa Langsung Beri Jawaban Tak Terduga, Para Perwira Tinggi Langsung Jadi Percontohan

The Global Timesjuga menulis: "Mereka tahu bahwa mereka tidak akan berhasil, juga tidak punya nyali untuk melakukan itu."

"Tidak ada kekuatan eksternal yang dapat menjadi pengungkit untuk membantu oposisi menantang pemerintah pusat secara konstitusional."

Trump tidak dijadwalkan untuk meninggalkan Gedung Putih selama dua bulan setelah kekalahannya dalam pemilihan umum AS dari Biden.

Namun selama waktu itu, Presiden AS saat ini masih dapat memperluas tindakan Amerika terhadap Hong Kong.

Setelah pemilihan AS, pemerintahan Trump memberlakukan sanksi baru pada mereka yang berasal dari China dan Hong Kong yang diyakini terlibat dalam mengikis otonomi terbatas wilayah itu.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Tolak Bintang Mahaputera, Politisi PKB: Itu Artinya Anggap Pemberian Negara Abal-abal

Laporan berikutnya dari Departemen Luar Negeri tentang otonomi Hobng Kong akan diterbitkan dalam beberapa minggu mendatang.

Hal ini dapat memicu sejumlah sanksi lain terhadap individu dan perusahaan terkait dengan semakin terkikisnya hak asasi manusia di Hong Kong.

Namun dalam peringatan lebih lanjut, Pemerintah China dan media pemerintahnya telah berjanji untuk tetap berpegang pada masalah tersebut.

Baca Juga: Masih Ngambek, Donald Trump Ngotot Ogah Akui Kekalahannya Meski Biden Sudah Mulai Tugas Tangani Corona: Dia Hanya Menang di Mata Media Berita Palsu!

The Global Timesjuga menulis: "Hong Kong telah kembali ke China."

"Oposisi Hong Kong harus melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh rakyat China."

"Jika mereka menolak kembalinya Hong Kong, mereka lebih baik bermigrasi ke negara-negara Barat yang mereka sembah."(*)

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "China: AS tak punya nyali menghadapi Beijing!"

Source :Kontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x