Kronologi
Sepulang saya kerja jaga malam dari Jalan Solo.. Di utara lampu merah Pojok Beteng Wetan (jam 06.15 WIB) ada dua remaja pengendara sepeda motor yang bingung arah tanya mau pulang ke Kebumen..
Tanya pedagang KR diterangkan masih enggak paham, karena bahasa ngapaknya, sehingga kurang nyambung Terus saya dekati, saya ajak menepi, saya tanya Senin (16/11/2020) sore, mereka berangkat ke Malioboro 4 orang (2 sepeda motor), karena begitu inginnya ke Malioboro malam hari, namun tertinggal atau ditinggal rombongannya, saya kurang tahu. Yang jelas terpisah dari temannya. Tidak bawa identitas tapi bawa STNK, yang bonceng tidak bawa helm.
Malam jelang masuk Malioboro uang tinggal Rp 10 rb terus untuk beli bensin
Jadi pas ketemu saya, sama sekali tidak memegang uang, bensin menipis, lalu mereka belum makan, pokoknya komplit. Saya tanya: "Kalau kehabisan bensin, terus bagaimana pulangnya ke Kebumen?" Malah cuma bengong, seperti anak bingung
Terus mukanya memelas, semalaman sampai pagi sama sekali enggak makan Saya tanya kemarin berangkat lewat mana? Katanya lewat Bantul. Saya percaya saja setelah lihat STNK, plat nomor, dan logat bahasanya, perkara penampilan anaknya ya seperti itu sesuai foto.
Niat menolong, soal dibohongi buka urusanku. Akhirnya saya mengalah lewat Jalan Bantul sampai Cepit mereka masih belum ingat, terus saya isikan bensin 2 liter.
Saya ajak ke selatan terus dan mereka ingat ketika sampai Klodran ada masjid Agung, karena uang terakhir Rp 10 ribu sudah untuk membeli bensin pas mau sampai Malioboro, jadi pasti pada lapar, saya ajak makan di angkringan, mereka nggak mau (padahal saya sendiri cuma sering ke angkringan).
Saya minta nomor WA-nya, untuk saya hubungi bila sudah sampai Kebumen akhirnya sedikit saya beri uang saku untuk mengisi bensin dan saya minta mereka memberi kabar bila sudah sampai dan yang saya ingat betul ketika pamit, mereka doakan saya:
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar