Laporan Wartawan GridHot.ID, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Belum lama ini, sejumlah hacker menargetkan pencurian data terhadap para pembuat vaksin virus corona.
Kabar tersebut sempat disampaikan Microsoft melalui lamannya.
Melansir Tribunnews.com, Microsoft mendeteksi upaya peretas Rusia dan Korea Utara (Korut) yang didukung negara untuk mencuri data berharga dari perusahaan farmasi dan peneliti vaksin terkemuka.
Microsoft mengatakan sebagian besar serangan hacker dalam beberapa bulan terakhir tidak berhasil.
Tetapi, pihaknya tidak memberikan informasi tentang berapa banyak yang berhasil atau seberapa serius pelanggaran tersebut.
Sementara itu, dilansir dari Kontan.co.id, Badan intelijen Korea Selatan menggagalkan upaya Korea Utara untuk meretas perusahaan Korea Selatan yang mengembangkan vaksin virus corona, lapor kantor News1 pada hari Jumat (27/11/2020), mengutip seorang anggota komite intelijen parlemen.
Anggota parlemen Ha Tae-keung mengatakan setelah diberi pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional bahwa badan tersebut tidak merinci berapa banyak dan pembuat obat mana yang menjadi sasaran.
Akan tetapi, ia mengatakan tidak ada kerusakan dari upaya peretasan, kata News1.
Minggu lalu, Microsoft mengatakan peretas yang bekerja untuk pemerintah Rusia dan Korea Utara telah mencoba membobol jaringan tujuh perusahaan farmasi dan peneliti vaksin di Korea Selatan, Kanada, Prancis, India, dan Amerika Serikat.
Mengutip The Guardians, meski tak disebutkan nama perusahaan, namun dikatakan bahwa sebagian besar memiliki kandidat vaksin dalam berbagai tahap uji klinis.
Sebagian besar upaya peretasan dirancang untuk mencuri informasi yang masuk dan detail orang lain yang terkait dengan perusahaan farmasi.
Salah satu usahanya, yakni menyamar sebagai perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia, anggota dua kelompok peretas Korea Utara berusaha mencuri informasi, tulis Tom Burt, wakil presiden Microsoft untuk keamanan dan kepercayaan pelanggan dalam postingan di sebuah blog minggu lalu.
“Mayoritas serangan ini diblokir oleh perlindungan keamanan yang dibangun di dalam produk kami,” tambah Burt.
“Kami telah memberi tahu semua organisasi yang menjadi target, dan jika serangan berhasil, kami menawarkan bantuan.”
Kembali ke peretasan terhadap Korea Selatan, Ha tidak memberikan rincian bagaimana pejabat intelijen Korea Selatan telah menggagalkan upaya peretasan tersebut.
Kantor berita Yonhap mengatakan, negara Korea Utara diperkirakan mempekerjakan sebanyak 6.000 peretas.
Adapun sebagian besar dari mereka berbasis di Rusia, China, dan negara lain.
Rezim tersebut telah terlibat dalam serangan dunia maya yang menargetkan bank dan lembaga keuangan, serta rahasia pertahanan dan bahkan situs permainan.
Peretas dari Korea Utara juga dianggap berada di balik serangan dunia maya terhadap Layanan Kesehatan Nasional pada tahun 2017.
Kejadian tersebut sempat membuat staf NHS terkunci dari sistem komputer dan menyebabkan gangguan pada jadwal operasi dan panggilan ambulans. (*)
Source | : | Tribunnews.com,Kontan.co.id,theguardian.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar