Beberapa bulan lalu, dua koresponden terakhir yang bekerja untuk media Australia di China dievakuasi atas saran para diplomat.
Baru-baru ini, dua akademisi Australia dilarang memasuki China. Ada juga diskusi yang sedang berlangsung tentang dugaan campur tangan Beijing dalam urusan Australia.
Sementara ketegangan ekonomi telah meningkat dengan penghentian perdagangan dan tarif yang diberlakukan oleh China, termasuk tarif hingga 200% untuk anggur Australia.
Hubungan antara kedua negara telah jatuh ke titik terendah dalam beberapa hari terakhir.
Tweet dengan gambar palsu itu diposting sebagai tanggapan atas laporan yang memberatkan bulan lalu tentang dugaan kejahatan perang Australia.
Angkatan Pertahanan Australia mengatakan telah menemukan "informasi yang dapat dipercaya" bahwa 25 tentara Australia terlibat dalam pembunuhan 39 warga sipil dan tahanan Afghanistan antara tahun 2009 dan 2013. Pada Senin (30/11/2020), China bergabung dalam kecaman luas atas temuan itu.
Kejadian tersebut kini dalam penyelidikan polisi, tetapi gambar yang dibuat-buat yang dibagikan oleh juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian telah memicu reaksi marah di Canberra dan sekitarnya.
Scott Morrison mengatakan Beijing harus "benar-benar malu" karena berbagi citra "menjijikkan" dan menuntut permintaan maaf.
Twit itu juga mendorong Jacinda Ardern, Perdana Menteri negara tetangga Selandia Baru untuk menyampaikan keprihatinannya dengan Beijing.
Pada Selasa (1/12/2020), Perdana Menteri Arden mengatakan Selandia Baru telah secara langsung menyampaikan keprihatinannya dengan otoritas China.