"Saat Partai Komunis China menyebarkan disinformasi, ia menutupi pelanggaran HAM yang menghebohkan, termasuk penahanan lebih dari satu juta warga Muslim di Xinjiang," tulis Brown dalam tweet seperti dilansir Reuters.
Twit Zhao, yang disematkan di bagian atas akun Twitter-nya, telah "disukai" oleh 55.000 pengikut, setelah Twitter menandainya sebagai konten sensitif tetapi menolak permintaan Pemerintah Australia untuk menghapus gambar tersebut.
Twitter diblokir di China, tetapi digunakan oleh diplomat China yang mengadopsi taktik agresif "diplomasi Prajurit Serigala" tahun ini.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Bela Australia, AS sebut gambar rekayasa China sebagai titik paling menyedihkan.
(*)