GridHot.ID - Ketegangan di Laut China Selatan belum mereda.
Diketahui bahwa ketegangan tersebut melibatkan banyak negara.
Adapun salah satunya China dan negara ASEAN.
Selain itu, ketegangan Laut China Selatan ditengarai salah satunya dengan aktivitas pembangunan pulau buatan.
Menggunakan teknologi reklamasi lahan, semenjak akhir tahun 2013 pulau-pulau buatan sudah muncul di Laut China Selatan.
Salah satu yang aktif melakukan ini adalah Tiongkok di wilayah Kepulauan Spratly.
Mereka disebutkan membangun pulau dari akhir tahun 2013 sampai akhir tahun 2016.
China lakukan reklamasi skala besar di tujuh lokasi, tujuannya untuk memperkuat klaim wilayah mereka yaitu Sembilan Garis Putus-putus.
Sejauh ini total ada 7 pulau buatan yang dibuat China.
Semenjak pembangunan pulau-pulau tersebut negara-negara Asean menjadi salah satu kelompok yang vokal menyuarakan ketidaksenangan mereka.
Asean menganggap jika pembangunan itu akan meruntuhkan perdamaian, keamanan dan stabilitas wilayah serta memiliki dampak negatif untuk biota bawah laut dan stok ikan yang hidup di Laut China Selatan.
Vietnam adalah negara Asean yang paling berang dengan tindakan China.
Meski begitu, rupanya Vietnam tidak begitu berbeda dengan China.
Tahun 2019 lalu, terbukti jika Vietnam diam-diam membangun pulau buatan di Laut China Selatan.
Bahkan, jumlahnya jauh lebih banyak dari pulau buatan China total sampai 10 pulau!
Hebatnya, jika China menerima kritik internasional, Vietnam sama sekali tidak tersentuh dari berbagai kritik tersebut.
Bahkan Vietnam bisa menerima dukungan atas tindakan yang mereka ambil.
Mengutip VOA News, Vietnam bisa mendapat dukungan karena langkah konstruksi mereka lebih lambat dan dianggap sebagai tindakan pertahanan diri saja.
Rupanya, Vietnam bisa aman dari teguran karena pekerjaan mereka di pulau-pulau kecil itu di wilayah yang paling dekat dengan pantai daratannya.
Negara itu juga menghindari mega proyek militer yang tampak mengancam negara lain.
Serta, Vietnam mendapat dukungan dari negara Asean lain, sebuah kemenangan yang jauh berbeda dengan China.
Profesor di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Singapura, Alan Chong, mengatakan jika ketegangan di Asean tidak boleh tampak agar selalu tampak harmonis di depan China.
Vietnam diam-diam dan perlahan menambah bangunan di beberapa dari 10 pulau utamanya sejak tahun 2017.
Juga ada peralatan komunikasi, lapangan olahraga dan landasan pacu yang diperpanjang dari 750 meter menjadi 1300 meter di Pulau Spratly.
Kependudukan Vietnam di Pulau Spratly melibatkan pembangunan bangunan serta pemasangan panel surya di beberapa gedung.
Laporan menunjukkan juga benteng "kotak penahan" yang dibangun Vietnam di atas terumbu karang atau tepian yang terkadang terendam.
Vietnam juga melakukan pendudukan pada pulau-pulau kecil agar tidak serta merta dicaplok China.
Disebutkan juga jika China biasanya meninggalkan Vietnam sendirian di laut.
Vietnam memang telah berani menunjukkan kesediaan untuk berhadapan langsung dengan kapal China.
China sudah lama mengklaim 90% wilayah Laut China Selatan, dan klaim mereka tumpang tindih dengan klaim Vietnam dan Brunei, Malaysia, Filipina serta Taiwan.
Reklamasi yang dilakukan China membuat Vietnam khawatir.
Pasalnya China mengontrol seluruh kepulauan Paracel dan tifa pulau besar di rantai Spratly.
Paracel sendiri juga diklaim oleh Hanoi.
Artikel ini telah tayangd di Intisari dengan judulBerang dengan China yang Bangun Pulau Buatan Sesuka Hati, Ternyata Vietnam Diam-diam Juga Bangun Pulau di Laut China Selatan, Jumlahnya Berapa?(*)