Namun, saat melihat depan rumahnya masih ada ruang kosong sekira 5 m x 5 m, ia pun tertarik memelihara ikan lagi.
Berangkat dari situ, Beddy membuat akurium kembali di areal depan rumahnya.
Menariknya, ia membuat kolam dan atas dasar saran istrinya, termasuk ikan yang akan diperlihara juga berdasar dari kemauan sang istri.
"Pah pelihara ikan koi aja ya," kata Beddy menirukan suara istrinya.
Akhirnya, puluhan ikan koi dimasukan dalam kolam tersebut.
"Awalnya ikan koi biasa, tapi lama-lama jadi menyukai ikan koi asli Jepang. Sebab dari situ masul grup kominitas koi juga," jelasnya.
Lambat laun, ikan koi yang dikumpuklaknnya bertambah.
Tak main-main, untuk satu ikannya bisa dihargai puluham juta.
"Mulanya ikan koi itu pada mati. Akhirnya belajar soal memelihara koi dan impor langsung dari Jepang. Untuk biaya kirimnya saja bisa Rp 7 juta. Biayanya lumayanlah. Jumlahnya sekarang ya puluhan," jelasnya.
Source | : | TribunJakarta.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar