Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Banyak Warga Indonesia Tidak Tahu, 3 Kakak Adik Keturunan Aceh Ini Jadi Orang Besar di Malaysia, Intip Sosok-sosoknya yang Hasilkan Karya Luar Biasa

None - Kamis, 17 Desember 2020 | 18:00
Sasterawan Negara Malaysia keturunan Aceh, Datuk Abdullah Hussain.
(Dok. Dewan Bahasa dan Pustaka)

Sasterawan Negara Malaysia keturunan Aceh, Datuk Abdullah Hussain.

Baca Juga: Lonjakan Kasus Corona Indonesia Makin Memprihatinkan, Luhut Pandjaitan Wajibkan Penumpang Pesawat dan Kapal Wajib Swab Antigen, Berikut Tingkat Akurasi dan Biayanya!2. Tan Sri Prof Emiratus Dato’ Pendita Dr Ismail Hussain (30 Januari 1932 – 20 Oktober 2014)

Tan Sri Prof Dato’ Dr Ismail Hussain, tokoh Dunia Melayu keturunan Aceh
(Pusat Ilmuan Darul Aman)

Tan Sri Prof Dato’ Dr Ismail Hussain, tokoh Dunia Melayu keturunan Aceh

Ismail Hussain memulakan pendidikan dasar di kampung kelahirannya, Sekolah Melayu Sungai Limau Dalam, Yan, Kedah, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah St Michael, Alor Star.Beliau tidak lama belajar di sekolah ini karena mendapat tawaran untuk melanjutkan pelajaran di Maktab (koleg) Sultan Abdul Hamid, Alor Star.Oleh karena prestasi pelajarannya sangat baik maka pada tahun 1955 beliau mendapat tawaran untuk melanjutkan pelajaran ke Universiti Malaya yang ketika itu masih berada di Singapura.Tahun 1959 beliau berhasil lulus sarjana muda dengan prediket cum laude dalam bidang kesusasteraan Melayu.Sambil menjadi tenaga pengajar beliau juga melanjutkan pelajaran ke peringkat master di universiti ini sehingga memperoleh ijazah sarjana (S2) pada tahun 1961.

Baca Juga: Pasangan Gay Digerebek Warga Saat Berhubungan Badan di Kamar Kos, Anggota DPRK Banda Aceh: Mendatangkan Murka Allah...

Kemudian, pada tahun 1961 hingga 1964 melanjutkan pendidikan peringkat doktoral ke Universitas Leiden, Belanda.Beliau juga mendapat dua Doktor Honoris Causa, yaitu dari Universitas Indonesia (1984) dan dari Universitas Madagaskar (1987).Ismail Hussain adalah seorang tokoh intelektual ulung Malaysia yang banyak berjasa dan memainkan peranan penting dalam memajukan pendidikan anak bangsa dan juga seorang pejuang yang gigih dalam memartabatkan sastera melayu di nusantara dan peringkat dunia.Beliau juga banyak menyumbang pemikiran tentang dunia Melayu dan kebudayaannya dalam berbagai wacana ilmiah, penulisan dan seminar.Dilantik menjadi Dekan Fakulti Sastera dan Sains Sosial dan Kepala Departemen Pengjian Melayu Universiti Malaya tahun 1976-1980.

Baca Juga: Izin Beli Martabak Saat Kerja, Pemuda di Aceh Selatan Ini Menghilang Misterius, Sempat Terlihat Warga Tapi Hilang Lagi Hingga Dicurigai Dikendalikan Makhluk HalusKemudian dari tahun 1987-1993 beliau bertugas sebagai Kepala Institut Bahasa dan Kebudayaan Melayu (IKKBM) yang kini menjadi Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA) Universiti Kebangsaan Malaysia.Ismail Hussein adalah salah seorang tokoh penting yang mendirikan organisasi Gabungan Penulis Nasioanal Malaysia (GAPENA) dan cukup lama dipercayai memimpin organisasi ini, yaitu dari 1971 hingga 2013.Melalui organisasi ini beliau telah berhasil menggerakkan hubungan dan kerja sama masyarakat Melayu internasional.Beberapa simposium yang diikuti oleh negara Asia Pasifik berhasil diadakan.Antara lain, Simposium Melayu Sedunia di Shah Alam pada tahun 1996 dan Kongres Dunia Melayu di Kuala Lumpur, 2001.

Baca Juga: Satpol PP Sampai Bengong, Pengemis di Aceh Tenggara Ini Ternyata Punya Rekening Bank, Jumlah Saldonya Fantastis

Ismail Hussein telah mendapat beberapa Anugerah (bintang jasa) sebagai menghargai jasa dan pengabdiannya, antaranya Darjah Dato’ Setia DiRaja Kedah, 1980, Gelaran Pendita dari Simposium Dunia Melayu pada tahun 1985 di Sri Lanka, Darjah Panglima Setia Mahkota dari Yang Dipertuan Agong pada tahun 1993, Bintang Datok Dharma Wangsa dari Istana Maimun, Medan dan gelar Linggom Banua Melayu dari masyarakat Harahap, Padang Sidempuan.2. Datuk Ibrahim Hussein (13 Maret 1936 – 19 Februari 2009)

Datuk Ibrahim Hussein, pelukis antarbangsa asal Malaysia, keturunan Aceh
(DOK. PKKM UM)

Datuk Ibrahim Hussein, pelukis antarbangsa asal Malaysia, keturunan Aceh

Ibrahim Hussein memulai pendidikan dasar dan menengah di sekolah Melayu Yan, Kedah, kemudian melajutkan pelajaran ke Nanyang Academy of Art, Singapura.Selanjutnya mendapat biasiswa untuk menyambung pelajarannya ke Byam Shaw School of Drawing and Printing, London dari tahun 1963 hingga 1963.Pada tahun 1963 beliau meneruskan pelajaran selama tiga tahun di Royal Academy School, London.

Baca Juga: Nekat Tikam Ustaz Saat Beri Ceramah Maulid Nabi, Pelaku Ternyata Pecatan Polisi, Kasat Reskrim Aceh Tenggara Angkat BicaraWalaupun Ibrahim Hussein telah kehilangan penglihatan mata kanannya sejak berumur delapan tahun, namun beliau mampu menjadi seorang pelukis yang sangat termasyhur dan dikagumi baik di Malaysia ataupun pada peringkat internasional.Karya-karya lukisan beliau mencapai harga jutaan ringgit.Oleh sebab itu beliau telah dinobatkan sebagai Tokoh Melayu Terbilang pada majlis sambutan ulang tahun UMNO ke 61 di Kuala lumpur pada tahun 2008.Beliau satu-satunya pelukis yang diberi penghormatan tertinggi oleh Yayasan World Economic Forum di Davos, Switzerland pada tahun 1997 untuk individu yang telah memberi sumbangan yang luar biasa dalam memperkaya khazanah seni dan kebudayaan dunia.Menurut beliau, karyanya lahir secara natural melalui apa yang dirasakan dan apa yang ada dalam pikirannya.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Satuan yang Paling Ditakuti di Dunia, Prajurit Kopassus Nyatanya Hanyalah Manusia Biasa, Misi yang Gagal Gara-gara Selamatkan Seorang Bocah Tak Berdosa Jadi Buktinya

Baginya lukisan adalah suatu anugerah Ilahi, yang merekamkan doa untuk menyatakan syukur kepada Tuhan.Karya lukisannya mencakup berbagai tema yang berunsurkan segala kejadian di atas muka bumi seperti politik, kemanusiaan, kasih sayang, kesengsaraan rakyat Palestina, tragedi rusuhan etnik berdarah 13 Mei 1969 di Kuala Lumpur, pemandangan indah di kampung, kepura-puraan pemimpin agama, memamerkan wajah buruk pemimpin korup yang sedang disidang di pengadilan.Pengorbanannya untuk memartabatkan bangsa, khususnya Melayu sangat kuat.Hal ini terbukti dengan pembangunan galeri Musium dan Yayasan Seni Ibrahim Hussein (MYSIH) yang terletak di Langkawi Geopark, Kedah sebagai tempat pengembangan seni rupa tanah air dan mancanegara.Musium yang didirikan pada tahun 1997 dengan sokongan Tun Mahathir Mohamad ini sangat unik dan menjadi tempat rujukan kepada seniman, pecinta seni dan pelajar dari seluruh dunia.

Baca Juga: Putranya Rela Bertaruh Nyawa Demi Selamatkan Dirinya dan Bayi dalam Kandungannya, Begini Kabar Ibu Rangga: AlhamdulillahLebih 100 lukisan dan arca karya beliau dipamerkan dalam galeri ini.Selain itu, beliau juga mempunyai sebuah galeri studio di jalan Pantai, Kuala Lumpur yang menyimpan banyak lukisan hebat hasil karyanya.Bakat dan pretasi Ibrahim Hussein dalam dunia seni lukis sangat hebat dan mengagumkan.Ini terbukti dengan banyaknya anugerah biasiswa dari berbagai negara yang berjaya diraihnya.Antara lain di Byam Shaw Scholarship, London (1959 – 1963), Byam Show Award of Merit, London (1963 – 1963), Royal Academy Scholarship, London (1963 – 1966), Smithsonian Institut, American Work, Venice (1970), XVIII International D’Art Contemporain de Monte Carlo (1984), Japan Fundation Cultural Award (1988), Order of Andres Bello Venezuela (1993), Hugo Boss Hall of Distinctions (1994), Order of Bernado O’ Hinggings, Chile (1995) dan Crystal Award World Economics Forum, Switzerland (1997).

Source :Serambinews.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x