GridHot.ID - Bagus Muljadi bersama para ilmuwan yang tergabung dalam UK Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) dipercaya menangani proyek pengembangan baterai dan pesawat listrik.Bagus mengatakan UKICIS mendapatkan hibah dana sebesar 200 ribu poundsterling atau setara Rp 3,7 miliar dari Pemerintah Inggris melalui Global Challenges Research Fund (GCRF) yang dipimpin oleh the University of Nottingham.Hibah tersebut akan memungkinkan pihaknya untuk mengatasi tantangan berkaitan dengan adopsi kendaraan listrik (EV) dan pesawat listrik di Indonesia.
Baca Juga: Kabar Gembira untuk Calon Penumpang Pesawat, PT. Angkasa Pura II Pangkas Tarif Semua Tes Covid-19 untuk Syarat Terbang, Simak Harga dan Jenisnya!Hibah dari Pemerintah Inggris ini untuk membiayai proyek penelitian pertama dari UKICIS bekerja sama dengan UGM dan Universitas Indonesia dimulai awal 2021.Bagus menerangkan Universitas Nottingham ingin membantu membangkitkan industri kendaraan dan pesawat listrik Indonesia lewat riset kolaborasi UKICIS antara institusi riset terbaik di Inggris dengan Indonesia upaya membangun hubungan bilateral yang lebih erat antar kedua negara.Mengenai rencana itu, kata dia, sudah disampaikan langsung kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Berikut petikan wawancara bersama Bagus Muljadi.Apa saja yang disampaikan saat para ilmuwan bertemu Menteri BUMN dan Menteri Luar Negeri?Kami sampaikan kepada Menteri BUMN bahwa industri pesawat listrik bisa menjadi andalan Indonesia kedepan mengingat potensi Indonesia yang amat besar dibidang ini.
Menteri BUMN setuju dengan ini dan antusias untuk membantu meng-hilirisasi teknologi dibidang terkait lewat Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan nasional yang berada dibawah BUMN.Bersama Pak KUAI, KBRI, kami juga mengkolasi, dan sampaikan riset riset vaksin di universitas-universitas di UK yang dapat dimanfaatkan di Indonesia.
Baca Juga: Mencurigakan, Sebuah Pesawat Komersial Nekat Tempuh Jarak 15 Ribu Kilometer untuk Sampai ke Timor Leste, Ini Fakta di BaliknyaKami juga sampaikan bahwa para saintis Indonesia di UK salah satunya lewat UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences sudah mulai menjembatani kegiatan riset antar institusi-institusi di Indonesia dan di UK.
Ke depan kami berharap pemerintah Indonesia dapat menjadikan diaspora saintifik menjadi begian integral dalam misi diplomatic Indonesia.Apa saja yang tengah dikerjakan UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS)?UKICIS bertujuan untuk membangun ketahanan bangsa terhadap pandemi, bencana alam, dan perubahan iklim.
Indonesia adalah negara yang unik – terdiri dari 17 ribu lebih pulau. Oleh karena itu, Indonesia memiliki tantangan unik yang tidak dihadapi oleh bangsa lain, namun juga kelebihan-kelebihan yang tidak dinikmati bangsa-bangsa lain.
Kami ingin memberikan nilai tambah – lewat riset – bagi produk-produk Indonesia agar ke depan Indonesia tidak sekedar dikenal lewat budaya dan tari-tariannya yang Indah, dan makanannya yang enak. Namun sebagai superpower riset dan inovasi yang sejajar dengan dan bahkan memimpin negara-negara lain.Berkat upaya para diaspora yang tergabung dalam UKICIS, dalam tiga bulan sejak dibentuknya UKICIS (yang di inaugurasi oleh Prof Bambang Brodjonegoro, dan Menteri sains Inggris – Amanda Solloway) kami sudah mendapatkan dana riset lebih dari Rp 4M (3.7M untuk Nottingham, 300Jt untuk Coventry university) untuk membangun Kerjasama riset dengan Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia.Riset ini bertujuan membangun kapasitas industri baterai, dan kendaraan/pesawat listrik nasional.
Indonesia adalah produsen bahan baku baterai dan pasar terbesar dunia di bidang penerbangan domestik — yaitu penerbangan yang sifatnya jarak pendek.
Ini menjadikan Indonesia memiliki potensi untuk memimpin pengembangan pesawat listrik.Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Cerita Bagus Muljadi, Putra Indonesia di Inggris, yang Ikut Kembangkan Pesawat Listrik"
(*)