Selama lima tahun terakhir, Indonesia telah menerima rata-rata 11 juta dollar AS senjata per tahun.
Penguatan militer dan sokongan besar-besaran dari Amerika dimaksudkan untuk menekan gerakan sparatis yang muncul di Indonesia, salah satu kasus terbesarnya adalah Timor Timur.
Semua terjadi ketika dimulainya kembali bantuan militer dibuat atas nama Aceh dan Irian Jaya.
Di provinsi-provinsi yang terkepung ini, gerakan separatis hidup kembali oleh keberhasilan yang diperoleh dengan susah payah di Timor Leste yang berjuang selama beberapa dekade.
Ribuan orang telah terbunuh, puluhan ribu tercerabut, dan seluruh masyarakat terganggu.
Namun jika melihat lebih dekat pada setiap provinsi, terungkap bahwa militer bukanlah kekuatan untuk stabilitas dan perdamaian.
Juga menjadi jelas bahwa perusahaan yang berbasis di AS mendapatkan keuntungan dari tenaga kerja murah dan hukum lingkungan yang longgar dalam mengejar keuntungan.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Jadikan Indonesia Sebagai Pasar Menggiurkan dalam Penjualan Senjata, Inilah Nominal Fantastis yang Diperoleh Amerika dari Indonesia.
(*)