Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Angka Infeksi Corona Meroket Sampai Rumah Sakit Penuh Sesak, Epidemiolog Blak-blakan Sebut PSBB Transisi Kebijakan Gagal Anies Baswedan

None - Selasa, 22 Desember 2020 | 16:42
Momen haru Anies Baswedan ketika dijenguk oleh istri dan anak-anaknya, hanya bisa berjumpa dibalik jendela.
Instagram @fery.farhati

Momen haru Anies Baswedan ketika dijenguk oleh istri dan anak-anaknya, hanya bisa berjumpa dibalik jendela.

Gridhot.ID - Akhir tahun 2020 ini memang penuh dengan berbagai macam fakta yang bisa menguras emosi.

Setelah senang dengan penemuan berbagai vaksin dan juga sudah mulai digunakan di beberapa negara.

Angka Infeksi corona malah meroket habis-habisan di akhir tahun ini meski PSBB masih terus berjalan.

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengkritik kebijakan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi yang diterapkan Pemprov DKI.

Baca Juga: Netizen Pun Ikut Senang, Tanpa Ajak Jennifer Dunn, Intip Potret Kehangatan Faisal Harris Kumpul dengan Sarita dan 4 Anaknya

Pasalnya, persentase angka positif atau positivity rate Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat.

Belum lagi ketersediaan rumah sakit rujukan Covid-19 di ibu kota terus menipis.

"Seharusnya tidak PSBB transisi lagi. Lagi pula PSBB transisi itu sebenarnya pembatasan sosial sekaligus pelonggaran sosial," ucapnya, Selasa (22/12/2020).

Menurutnya, PSBB masa transisi yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini merupakan kebijakan gagal.

Baca Juga: Matanya Berkaca-kaca, Ruben Onsu Semprot Barbie Kumalasari Tak Terima Keharmonisan Keluarganya Disebut Settingan: Puas? Itu Kan Mau Lu?

Sebab, penyebaran Covid-19 malah terus meroket dan semakin tidak terkendali selama PSBB masa transisi ini diterapkan.

"Jadi enggak tepat pada saat sekarang ini (diterapkan). PSBB transisi di Jakarta dan daerah lain itu (bentuk) ketidakseriusan (Pemda)," ujarnya saat dikonfirmasi.

Dalam penanganannya, seharusnya Pemprov DKI sudah melakukan pemetaan terkait klaster-klaster penularan Covid-19.

Setelah itu, barulah Pemprov DKI memutuskan langkah penanganan selanjutnya lewat kebijakan yang dikeluarkannya.

Baca Juga: Heboh Lesty Kejora Didapuk Peringkat Kelima Wanita Tercantik di Dunia Hingga Kalahkan Lisa Blackpink, Netizen: Hebat Lesty Semenjak Pasang Behel

"Seharusnya kalau kita melakukan PSBB itu di klaster yang banyak terjadi penularan. Misalnya klaster rumah tangga, di sana mesti ditambah fasilitas isolasi," tuturnya.

"Umpamanya paling banyak di transportasi, ya batasi (kapasitas penumpang) sampai 30 persen," tambahnya menjelaskan.

Untuk diketahui, belakang kasus Covid-19 di ibu kota mengalami lonjakan.

Bahkan, pada Sabtu (19/12/2020) penambahan kasus Covid-19 mencatatkan rekor dengan jumlah 1.899 kasus.

Baca Juga: Jokowi Mulai Laksanakan Pertemuan Empat Mata dengan Ma'ruf Amin, Nama-nama Ini Diramalkan Jadi Menteri yang Baru Sang Presiden, Berikut Daftarnya

Adapun total kasus Covid-19 di DKI Jakarta hingga Senin (21/12/2020) kemarin telah mencapai angka 164.577 kasus.

Kemudian, positivity rate sepekan terakhir berada di kisaran 9,9 persen dan secara total 8,5 persen.

Untuk tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19, saat ini hanya tersisa 15 persen untuk ruang isolasi dan 20 persen sisanya ICU.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul PSBB Transisi Disebut Kebijakan Gagal Anies, Epidemiolog: Bukan Pengetatan Tapi Pelonggaran Sosial.

(*)

Source :Tribun Jakarta

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x