Peletakan lunas KRI Diponegoro dilakukan bersamaan dengan KRI Hasanuddin pada tanggal 24 Maret 2005.
KRI Diponegoro diletakkan lunasnya oleh Laksamana Muda Daradjatun Sutisna dan KRI Hasanuddin oleh Komodor Djoko Soerjanto.
Upacara dimulainya perakitan kapal dilakukan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Slamet Soebijanto pada 25 Agustus 2005.
Menggunakan nama Pangeran Diponegoro, salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berjasa melawan Belanda dalam Perang Jawa 1825-1830.
Begitu pula kapal-kapal dari kelas ini, dinamai menurut nama-nama pahlawan nasional, seperti Sultan Hasanuddin, Sultan Iskandar Muda, dan Frans Kaisiepo.
Upacara penahbisan nama terhadap KRI Diponegoro dan KRI Hasanuddin dilakukan oleh KSAL Laksamana TNI Slamet Soebijanto pada tanggal 16 September 2006.
Penamaan ini, menurut beberapa orang Indonesia yang hadir pada upacara tersebut merupakan lambang yang mewakili Presiden dan Wakil Presiden.
Pangeran Diponegoro adalah pahlawan dari Jawa seperti tempat asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sultan Hasanuddin mewakili Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Persenjataan
- KRI Diponegoro dilengkapi dengan torpedo A 244S Mode 3/MU 90 yang dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo tipe B515.