Chachavalpongpun telah merilis beberapa gambar yang tidak terlalu sensual.
Menurutnya, pada Agustus, saat Koi diterima kembali ke rumah kerajaan, dia menerima sepucuk surat yang dikirim ke alamat lama yang tidak lagi dia tinggali.
Surat itu berisi kartu memori SD. Dikirimkan menggunakan "alamat pengirim palsu" yang sesuai dengan markas besar badan intelijen Jerman di Berlin.
“Ada 1.400 foto dari empat iPhone yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah foto yang sangat mesra” terangnya.
“Saya membuat keputusan untuk tidak menerbitkannya. Mereka jelas telah dikirim kepadaku tanpa persetujuannya. Tapi aku juga hanya melihat ini sebagai permainan kelompok politik (faksi) di istana.”
Sebelumnya pada Agustus, rumahnya di Skotlandia diawasi. Ancaman ditinggalkan di depan pintu. Periode itu menurutnya, cukup mengkhawatirkan. Jadi dia tidak berharap ikut terseret ke dalam politik istana.
Tapi kemudian, Chachavalpongpun merilis beberapa gambar, dan mendeskripsikan konten lainnya. Dia beralasan melakukan itu untuk mengekspos kepalsuan citra yang coba digambarkan keluarga Kerajaan Thailand.
Marshall akhirnya merasa pantas untuk mendukung tindakan tersebut dengan juga mengungkapkan telah menerima foto-foto yang sama.
"Dari waktu terjadinya semuanya, itu jelas merupakan upaya untuk menyabotase kembalinya dia (Koi) ke pengadilan," kata Marshall.
“Di istana kerajaan mana pun, akan ada pertarungan antar faksi. Itu adalah elemen kehidupan istana yang terkenal kejam.