Ketika Anda seorang raja dengan seorang istri dan ratu, dan Anda menunjuk permaisuri, itu adalah resep untuk pertikaian yang kejam," terang jurnalis Inggris itu.
Marshall mencatat bahwa ini bukan pertama kalinya foto-foto memalukan bangsawan Thailand muncul secara online. "Ada banyak sekali anggota kerajaan yang telanjang di luar sana tersebar," katanya.
Raja menceraikan istri ketiganya pada tahun 2014. Terjadi setelah sebuah video muncul yang menunjukkan mereka memberi makan kue ulang tahun kepada pudelnya, Fufu. Sementara dia hanya mengenakan G-string dan para bangsawan merangkak di lantai di depan mereka.
Keberadaan foto-foto tersebut tidak akan diberitakan oleh media utama lokal di Thailand. Karena hukum yang ketat terkait keluarga kerajaan.
Namun berita tersebut kembali berdatangan ke "Negeri Gajah Putih" melalui media sosial, khususnya Facebook.
Thailand awal tahun ini, berusaha membuat Facebook menghapus kelompok yang mengkritik monarki, yang memiliki lebih dari satu juta anggota. Tetapi upaya itu gagal. Marshall telah memposting akun foto-foto itu dalam bahasa Thai di halaman Facebook-nya.
Thailand sedang berjuang melawan resesi mendalam yang disebabkan oleh Covid-19 dan jatuhnya pariwisata yang penting bagi ekonominya.
Penentang keluarga kerajaan semakin berani dalam beberapa bulan terakhir, karena unjuk rasa oleh mahasiswa yang menentang monarki semakin membengkak.
Demonstran baru-baru ini melakukan protes dengan mengenakan atasan yang mengekspos perut mereka, untuk mengejek raja. Sebelumnya beredar foto Raja Thailand yang mengenakan pakaian serupa di bandara dan di pusat perbelanjaan Jerman.
Protes telah dipicu oleh laporan kekayaan besar raja, yang diperkirakan oleh Financial Times London antara 30-40 miliar dollar (Rp 42-56 triliun).