Vietnam sendiri memang satu-satunya dari 6 negara yang sudah mencatat pertumbuhan ekonomi riil pada tahun 2020. Banyak perusahaan global berbondong-bondong ke Vietnam sehingga membawa keuntungan bagi perdagangan ekspornya.
"Mengingat rendahnya biaya produksi di negara itu, kami melihat lebih banyak perusahaan mengalihkan operasi dari China ke sana, jika perang perdagangan antara Washington dan Beijing berlanjut," kata Japan Research Institute, Yuta Tsukada.
Bagaimana Indonesia?
Indonesia berada di urutan kedua setelah Vietnam, dengan indeks pertumbuhan mencapai 104,5.
Pertumbuhan didorong oleh pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja yang telah ditandatangani Presiden Jokowi. Harapannya, omnibus law dapat memberikan kebebasan yang lebih besar kepada perusahaan dan membantu menarik investasi asing.
Di posisi ketiga ada Malaysia, dengan indeks sebesar 101,3. Pertumbuhan lebih didorong oleh ekspor sektor andalan yang pulih, seperti sektor elektronik, seiring stabilnya pertumbuhan ekonomi global.
Sedangkan 3 negara lainnya, yakni Singapura, Filipina, dan Thailand diperkirakan indeks pertumbuhannya di bawah angka 100 hingga tahun 2022.
Tak hanya itu, sektor pariwisata Thailand, yang menyumbang sekitar 20% dari PDB nasional negara Gajah Putih, juga terlihat masih bakal berjuang tahun depan. Belum diperkirakan kapan akan pulih.
Begitupun dengan sektor pariwisata Singapura. Sementara ekspor otomotif yang menjadi pendorong utama pertumbuhan Thailand juga tidak mungkin pulih seperti pada suasana sebelum Covid-19.
Di Filipina, prospek belanja masyarakat masih suram, mengingat adanya perlambatan penjualan mobil dan barang tahan lama lainnya.