Gridhot.ID - Dunia kini sedang berjuang untuk menyongsong tahun 2021.
Tahun 2020 memang menjadi momen yang tidak menyenangkan bagi bumi.
Indonesia ayang tak luput dari krisis ekonomi akibat wabah corona ternyata mendapat secercah harapan di tahun 2021.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) baru saja merilis proyeksi ekonomi global.
Baca Juga: Bak Tegaskan Statusnya dalam Rumah Tangga Kiwil dengan Rohimah, Eva Bellisima: Bukan Milik Aku Doang
Menurut ramalan IMF, enam negara ekonomi terkemuka di Asia Tenggara bakal menghadapi jalur fiskal yang berbeda pada 2021 mendatang.
Khusus Indonesia, Vietnam, dan Malaysia, IMF memproyeksi ketiga negara ini akan bangkit dari pandemi Covid-19.
Sedangkan Singapura, Filipina, dan Thailand masih berjuang "menyehatkan" negaranya.
Mengutip Nikkei Asia, Rabu (30/12/2020), IMF menetapkan angka 100 sebagai dasar untuk produk domestik bruto (PDB) riil. Ketika negara, baik Vietnam, Indonesia, dan Malaysia, mencetak angka di atas 100 untuk tahun 2021. Artinya, ketiga negara ini bakal berkembang di tahun depan.
Perkembangannya lebih pesat dibandingkan dengan tingkat sebelum terjadi wabah Covid-19 pada tahun 2019. Namun, keenam negara terus menghadapi ketidakpastian dari epidemi yang terus bermutasi, serta masuknya fase pemerintahan baru di AS.
Dari ketiga negara, Vietnam memimpin pertumbuhan dengan proyeksi indeks sebesar 108,4. S&P Global memperkirakan, ekonomi Vietnam akan tumbuh 10,9% secara riil pada 2021, lebih banyak dari negara lain di Asia-Pasifik, menyusul kenaikan 2,91% tahun 2020.
Vietnam sendiri memang satu-satunya dari 6 negara yang sudah mencatat pertumbuhan ekonomi riil pada tahun 2020. Banyak perusahaan global berbondong-bondong ke Vietnam sehingga membawa keuntungan bagi perdagangan ekspornya.
"Mengingat rendahnya biaya produksi di negara itu, kami melihat lebih banyak perusahaan mengalihkan operasi dari China ke sana, jika perang perdagangan antara Washington dan Beijing berlanjut," kata Japan Research Institute, Yuta Tsukada.
Bagaimana Indonesia?
Indonesia berada di urutan kedua setelah Vietnam, dengan indeks pertumbuhan mencapai 104,5.
Pertumbuhan didorong oleh pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja yang telah ditandatangani Presiden Jokowi. Harapannya, omnibus law dapat memberikan kebebasan yang lebih besar kepada perusahaan dan membantu menarik investasi asing.
Di posisi ketiga ada Malaysia, dengan indeks sebesar 101,3. Pertumbuhan lebih didorong oleh ekspor sektor andalan yang pulih, seperti sektor elektronik, seiring stabilnya pertumbuhan ekonomi global.
Sedangkan 3 negara lainnya, yakni Singapura, Filipina, dan Thailand diperkirakan indeks pertumbuhannya di bawah angka 100 hingga tahun 2022.
Tak hanya itu, sektor pariwisata Thailand, yang menyumbang sekitar 20% dari PDB nasional negara Gajah Putih, juga terlihat masih bakal berjuang tahun depan. Belum diperkirakan kapan akan pulih.
Begitupun dengan sektor pariwisata Singapura. Sementara ekspor otomotif yang menjadi pendorong utama pertumbuhan Thailand juga tidak mungkin pulih seperti pada suasana sebelum Covid-19.
Di Filipina, prospek belanja masyarakat masih suram, mengingat adanya perlambatan penjualan mobil dan barang tahan lama lainnya.
Baca Juga: Menhub Sebut Kemacetan di Wilayah Puncak Sudah Kronis, Subsidi Bis Bakal Jadi Solusi
Terlepas dari bedanya pertumbuhan masing-masing negara, keenam negara di kawasan Asia Tenggara ini bakal terpengaruh oleh perkembangan Covid-19 di dunia dan kebijakan AS di bawah kepemimpinan Joe Biden saat menjabat pada 20 Januari nanti.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul IMF ramal ekonomi tiga negara ini bakal pulih penuh di 2021, termasuk Indonesia.
(*)