Alat itu dibuat oleh Universitas Gajah Mada Indonesia, yang diklaim sebagai alat tes yang bebas rasa sakit dan hanya membutuhkan pasien menghembuskan napas ke tabung.
Kemudian napas akan diuji senyawa organik volatil yang terkait dengan virus corona, dengan akurasi rata-rata 93%.
Mirror juga mengutip pernyataan dari peneliti utamanya Kuwat Triyana yang mengatakan, "Dengan 100 perangkat yang akan kami distribusikan (ke rumah sakit dan laboratorium), kami dapat melakukan 120 tes per perangkat, atau 12.00 tes per hari."
"Perkiraan 120 didasarkan pada tiga menit yang diperlukan untuk menguji setiap subyek, yang mencakup hembusan ke perangkat, jadi dalam satu jam perangkat ini bisa menguji 20 orang," katanya.
Alat ini juga telah disejutui oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, dengan nama GeNose.
Sementara itu, tidak dijelaskan bagaimana respon Inggris terhadap penemuan alat ini.
Namun, Mirror mengatakan, penemuan alat ini muncul pada saat Inggris sedang mengalami lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit NHS.
Jumlahnya diperkirakan lebih tinggi dari gelombang pertama di Inggris yang terjadi pada bulan April.
Komentar