"Diantaranya saat menghadapi dua arah gerakan rakyat pada pemilu 2019 lalu, dimana segelintir orang memanfaatkan perbedaan pandangan politik untuk memecah belah kerukunan umat di Indonesia, khususnya di Sumut, dengan membungkus isu agama untuk membenturkan rakyat dengan rakyat dan dengan aparat," ujar Yusuf, dalam keterangannya, Jumat (1/1/2021).
Ia juga menyoroti sejumlah permasalahan yang ditangani jenderal bintang tiga tersebut.
Antara lain seperti penanganan kasus bom di Sibolga; perang terhadap bandar narkoba dan memberantas narkoba; hingga kriminalitas lainnya yang berhasil ditangani oleh Polda Sumut seperti begal dan premanisme.
"Kesuksesan di Sumatera Utara ini juga menjadi tolak ukur beliau layak memimpin Polri saat ini. Ditambah beberapa prestasi beliau sebelum dan saat ini menjadi Kabaharkam Mabes Polri," kata Yusuf.
Belum lagi dalam hal penegakan hukum, Yusuf menilai Agus yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 16 Februari 1967 itu sangat tegas dan tidak pandang bulu dalam menindak pelanggar hukum dan orang yang mencoba merusak kerukunan umat beragama di Sumut.
"Tentunya sosok pemimpin seperti ini yang layak dan dibutuhkan memimpin Kepolisian Republik Indonesia ke depan," jelasnya.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar