"Aku tidak tahu bagaimana, tapi pastinya ada cara untuk membuat kami prioritas, bukan?" ujar Mahmoud Kilani, pelatih olahraga berumur 31 tahun dari Nabius, sebuah kota di wilayah Palestina.
"Siapa yang peduli terhadap kami? Kurasa tidak ada yang peduli dengan pertanyaan itu."
Dua minggu menjelang kampanye vaksinasi, Israel mendaftarkan lebih dari 150 ribu dosis sehari, yang merupakan suntikan awal untuk lebih dari 1 juta dari 9 juta warganya, proporsi populasi lebih tinggi daripada di tempat lain.
Selanjutnya pusat vaksinasi didirikan di stadion olahraga dan alun-alun.
Untuk orang yang berusia di atas 60 tahun, petugas kesehatan, perawat dan populasi tinggi termasuk prioritas.
Sementara itu orang muda yang sehat dan masuk ke klinik kadang-kadang diberi kelebihan stok, guna menghindari pemborosan botol yang tidak terpakai.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah kabarkan kepada Israel jika negara itu bisa menjadi yang pertama keluar dari pandemi.
Sementara itu Otoritas Palestina bergegas untuk mendapatkan vaksin, dan secara optimis bisa dapat dalam 2 minggu ke depan.
Namun, direktur jenderal kementerian kesehatan Palestina, Ali Abed Rabbo memperkirakan vaksin pertama mungkin akan tiba pada Februari.
Pengadaan itu akan tiba melalui kemitraan yang dipimpin WHO bernama Covax, yang ditujukan membantu negara miskin, dan sudah berjanji memvaksinasi 20% warga Palestina.