Gridhot.ID - Indonesia memang tidak masuk dalam konflik sengketa Laut China Selatan.
Namun salah satu wilayah di Indonesia yaitu Natuna selalu saja hampir menjadi ikut daam sengketa tersebut.
Untuk mencegah kapal penangkap ikan China dan Vietnam memasuki Laut Natuna, militer Indonesia menambah kekuatan maritimnya.
Dilansir dari scmp.com pada Selasa (12/1/2021), di akhir tahun 2020 kemarin, kekuatan maritim sipil Indonesia mempersenjatai kapalnya dengan senapan mesin.
Langkah ini untuk melengkapi pasukan Bakamla dan dipandang sebagai tindakan penyeimbangan untuk menghadapi serangan China.
Tentu saja cara ini juga tidak akan membahayakan hubungan bilateral yang berkembang dengan Beijing dan pada saat yang sama meredakan potensi kemarahan domestik atas perambahan China.
Diketahui bahwa China mengklaim wilayah Laut China Selatan.
Tetapi Indonesia sendiri tidak ikut serta dalam sengketa tersebut.
Namun banyaknya kapal penjaga pantai China yang masuk wilayah Laut Natuna, membuat Indonesia mengambil sikap tegas.
Oleh karenanya, menambahkan senjata di kapal Bakamla adalah bentuk pertahanan diri Indonesia.
Lalu seperti apa kehebatan senjata baru Indonesia tersebut?
Dilansir dari turkishdefencenews.com pada Selasa (12/1/2021), Indonesia telah menandatangani perjanjian ekspor baru dengan ASELSAN terkait ekspor Sistem Senjata Remote Controlled.
ASELSAN sendiri ialah perusahaan pertahanan Turki yang berkantor pusat di Ankara, Turki.
Perusahaan ini terkenal dalam pembuatan produk militer canggih untuk pasukan udara, darat, dan laut.
Selain itu, perusahaan tersebut juga menjadi salah satu kontraktor utama Angkatan Bersenjata Turki.
Dalam pernyataan yang dibuat oleh ASELSAN mengenai masalah tersebut, “Pantai Indonesia akan dilindungi oleh ASELSAN Remote Controlled Stabilized Gun Systems."
"ASELSAN menandatangani kontrak penjualan baru yang akan ditawarkan untuk penggunaan platform Angkatan Laut Indonesia."
Tidak ada informasi yang diberikan tentang harga total kontrak yang ditandatangani dan jumlah sistem yang akan dipasok.
Yang pasti, sistem senjata yang dikendalikan dari jarak jauh yang diproduksi oleh ASELSAN lebih disukai oleh banyak negara.
Bahkan ASELSAN memiliki tempat penting di pasar global dalam bidang ini.
Misalnya 30mm SMASH Remote Controlled Stabilized Naval Gun System.
SMASH adalah stasiun senjata stabil yang dioperasikan dari jarak jauh yang dilengkapi dengan Canon 30mm Mk44 Bushmaster-II.
Konfigurasi SMASH menggabungkan fitur-fitur canggih.
Seperti operasi jarak jauh, sistem sensor elektro-optik terintegrasi dan / atau sistem kendali tembakan elektro-optik terpisah untuk operasi otonom, operasi siang dan malam, menara yang distabilkan, pelacakan target otomatis (deteksi, lacak, dan tembak di bergerak) dan perhitungan balistik.
Sistem SMASH memiliki turret stabil yang memungkinkan garis pandang meriam diarahkan ke target setiap saat.
Karena fitur stabilisasi, sistem dapat melakukan penembakan yang tepat terhadap target yang diam atau bergerak saat platform sedang bergerak.
Sistem dapat dioperasikan dari jarak jauh dengan menggunakan unit kendali meriam jarak jauh dan karenanya memberikan perlindungan penembak terhadap serangan balik.
Selain itu, Sistem SMASH mampu menembakkan 200 peluru per menit dengan meriam otomatis 30mm umpan ganda.
SMASH menggabungkan setelan elektroptis yang distabilkan secara terpisah yang dapat bergerak di ketinggian dan sumbu azimuth relatif terhadap senjata.
Ini memastikan penembakan yang efektif pada jarak jauh dengan memungkinkan garis pandang tetap pada target setiap saat.
Bahkan selama penembakan di mana koreksi balistik diterapkan pada senjata.
Terakhir, pemandangan elektroptis yang distabilkan secara terpisah juga memungkinkan pengawasan dan pelacakan target tanpa mengarahkan senjata ke target.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Dijepit oleh China dan Vietnam di Laut Natuna, Angkatan Laut Indonesia Lengkapi Kapal Perangnya dengan Senjata Canggih dari Turki, Ini Kehebatan Senjatanya.
(*)