"Pengumuman Kim tidak diragukan lagi dimaksudkan untuk menekan pemerintahan AS yang akan datang."
"Bahwa kegagalan untuk mengambil tindakan cepat akan mengakibatkan Korea Utara secara kualitatif meningkatkan kemampuannya dengan cara merusak kepentingan AS dan Korea Selatan," kata Ankit Panda, penulis buku Kim Jong- un dan the Bomb, seperti yang dikutipBBC.
Dia menambahkan bahwa pemerintahan Joe Biden harus menanggapi ini dengan serius.
Kim dan Donald Trump bertemu tiga kali.
Tetapi mereka gagal mencapai kesepakatan apa pun untuk mengakhiri program senjata nuklir Korea Utara atau sanksi ekonomi yang melumpuhkan yang saat ini diberlakukan terhadap Pyongyang oleh AS dan PBB.
Pertanyaan yang diajukan di semenanjung Korea adalah apakah Joe Biden dapat melakukan yang lebih baik, dan apakah dia harus menanggapi ancaman Kim dengan serius.
"Saya pikir presiden terpilih harus menerima itu secara langsung dan, secepat mungkin, mengklarifikasi perspektifnya tentang tujuan apa yang akan dicari pemerintahannya dalam negosiasi potensial dengan Korea Utara," kata Mr Panda.
"Jika Kim melihat tidak ada pergeseran dari penekanan tradisional AS pada pelucutan senjata nuklir yang komprehensif dan total sebelum sanksi apa pun dapat dikurangi, saya pikir dia akan terus maju dengan pengujian dan kegiatan lainnya," tambahnya.
BBC memberitakan, dalam pidatonya kepada ribuan delegasi di Kongres Partai Buruh, Kim menggambarkan AS sebagai "musuh terbesar" negaranya.