Menurut Reuter (11/11/2020), Departemen Luar Negeri AS mengatakan paket penjualan senilai US$ 23,37 miliar (Rp328,8 triliun) itu mencakup hingga 50 pesawat F-35 Lightening II, sampai 18 MQ-9B Unmanned Aerial Systems atau drone dan paket amunisi udara-ke-udara dan udara-ke-darat.
Kesepakatan apa pun yang dibuat AS untuk menjual senjata ke Timur Tengah harus memnuhi kesepakatan puluhan tahun dengan Israel bahwa hal itu tidak boleh mengganggu "keunggulan militer kualitatif" Israel di wilayah tersebut.
Israel awalnya menolak keras penjualan jet tempur F-35, tetapi berubah sikap setelah AS menjamin superioritas militer regional Israel.
2. Maroko mendapatkan pengakuan resmi AS yang telah lama dicari atas pendudukannya di Sahara Barat.
Dengan normalisasi hubungan dengan Israel, AS mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.
Mengutip Kompas.com, pejabat Maroko dan Israel juga menandatangani kesepakatan untuk menghubungkan sistem penerbangan dan keuangan, keringanan visa bagi pemegang paspor diplomatik, dan pengelolaan air.
Di sisi lain, Maroko juga menandatangani perjanjian lain berupa penawaran dari Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional AS berupa investasi swasta di Maroko dan di sub-Sahara.
Nilai investasi yang ditawarkan dalam bentuk kemitraan bisnis tersebut senilai 3 miliar dollar AS (Rp 42 triliun).
3. Bahrain mendapat dukungan untuk melawan pemberontak
Bahrain sudah lama menghadapi upaya pemberontakan dari oposisi dan warganya sendiri dan belum ada tanda-tanda berakhir hingga saat ini.