GridHot.ID- Aktivitas kegempaan di Indonesia terbilang cukup tinggi di awal tahun 2021.
Bayangkan saja, hingga 24 Januari 2021,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mencatat 79 aktivitas kegempaan.
Hal itu diungkap oleh Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Hendro Nugroho, dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Minggu (24/1/2021).
"Hanya empat (gempa) yang terasa di Banten, Sukabumi, dan Tasikmalaya," sebut Hendro dikutip dari Kompas TV.
Dengan potensi kegempaan yang hanya terasa di empat daerah di Jawa Barat, Hendro meminta masyarakat di pesisir meningkat kewaspadaan.
"Hampir semua pantai di Jawa Barat berpotensi terkena tsunami," ujarnya.
Aktivitas kegempaan yang cukup tinggi ini telah diungkap sebelumnya oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (23/1/2021).
"Untuk sementara ini kami melihat adanya tren aktivitas kegempaan di wilayah Indonesia," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi secara virtual, Sabtu (23/1/2021).
Berdasar catatan BMKG di awal tahun ini, atau dalam 23 hari di bulan Januari 2021, gempa yang terjadi di Indonesia sebanyak 54 kali.
Catatan aktivitas kegempaan tersebut bisa saja bertambah.
"Artinya setiap hari terjadi gempa bumi di Indonesia," kata Dwikorita.
"(Potensi bencana) hidrometrologi, gempa bumi, dan tsunami. Jadi tidak cuaca ekstrem saja," sebut Dwikorita.
Melansir Kompas.com, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKGDaryono mengatakan tingginya aktivitas gempa bumi di awal tahun 2021 ini belum diketahui penyebabnya.
Oleh karenanya, penting untuk mengenali dan membedakan berbagai ragam kejadian bencana gempa yang terjadi.
Mengapa penting?
Salah satunya untuk melakukan kajian bahaya dan risiko gempa untuk tujuan mitigasi.
"Agar dapat memperkecil dampak kerusakan fisik pada bangunan dan infrastruktur serta menghindari jatuhnya korban baik manusia yang tak perlu terjadi," kata Daryono.
(*)