Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Joe Biden belakangan ini menjadi banyak sorotan karena telah dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru.
Biden pun mulai melaksanakan tugasnya sebagai presiden untuk menggantikan kepemimpinan Donald Trump.
Pada Rabu (20/1/2021), sebanyak 17 perintah eksekutif ditandatangani, dan 13 lagi pada hari-hari berikutnya.
Uniknya, Biden menggunakan pena berbeda untuk setiap dokumen yang ditandatangani dalam waktu sekaligus itu.
Sebuah kotak kayu beralas kain navy, diletakan tak jauh dari jangkauannya.
Dalam kotak itu, tergeletak sederet pena Cross Century II biru tua berjejer rapi, siap digunakan.
Laporan CNN pada Jumat (22/1/2021), mengungkap apa yang dilakukan Biden merupakan tradisi puluhan tahun yang diterapkan di Gedung Putih.
Namun tidak jelas presiden mana yang mulai menggunakan banyak pena untuk menandatangani satu undang-undang.
Menurut sejarawan yang mengetahui tradisi itu setelah pena digunakan, biasanya akan diberikan kepada mereka yang terlibat, sebagai semacam artefak bersejarah.
“Ini adalah cara untuk berbagi sorotan dan mengakui kontribusi orang lain, jelas Mark Lawrence,” direktur Perpustakaan Kepresidenan Lyndon B. Johnson.
“Saya pikir presiden ingin berbagi “penghargaan” dengan orang lain yang telah berkontribusi dalam penyelesaian masalah yang ada,” katanya.
Salah satu contoh paling terkenal dari hal ini adalah ketika President AS Lyndon Johnson menandatangani Undang-Undang Hak Sipil (CRA) pada 1964.
Dia dilaporkan menggunakan setidaknya 75 pena untuk menandatangani undang-undang penting tersebut. Kemudian membagikan semuanya kepada mereka yang terlibat.
Tapi pena itu tidak diberikan sembarangan sebagai tanda terima kasih atau amal.
Baca Juga: Berkemaja Putih di Depan Kaca, Begini Penampilan Gisella Anastasia dalam Foto Terbarunya
Pena pertama yang digunakan untuk menandatangani CRA diberikan kepada Everett Dirksen, Senator Republik dari Illinois yang membantu menulis undang-undang tersebut.
Menurut Lawrence, langkah itu cerdas secara politik. Pasalnya Dirksen merupakan oposisi.
Tindakan itu mungkin bisa menciptakan rasa kesetiaan kepada Johnson.
Dengan harapan Dirksen juga akan memujinya di antara rekan-rekan Republik saat itu.
"Itu tindakan kecil, tidak diragukan lagi. Tapi itu karakteristik yang sangat khas bagi politisi terampil seperti (Johnson) untuk tidak kehilangan kesempatan menumbuhkan kesetiaan dan dukungan," kata Lawrence.
Pena kedua, katanya, diberikan kepada Hubert Humphrey, Wakil Presidennya.
Martin Luther King Jr juga termasuk di antara penerima.
“Dan jika Anda bertanya-tanya bagaimana mungkin menggunakan pena sebanyak itu, Anda dapat menonton rekaman videonya."
"Johnson tampaknya menggunakan pena baru untuk setiap huruf,” ujar Lawrence.
Dia memprediksi tanda tangannya mungkin akan sedikit rumit jika hrus menggunakan setiap pena tersebut.
"Maksudku, pasti berantakan," katanya.
Tetapi pena tidak hanya diberikan pada upacara penandatanganan.
Setelah Johnson menandatangani Undang-Undang Pajak pada 1964, dia membawa empat pena yang digunakan dalam penandatanganan tersebut ke Jacqueline Kennedy, menurut buku harian dari istri Johnson, Lady Bird Johnson.
“Satu pena untuk Kennedy, satu untuk Perpustakaan dan Museum Kepresidenan John F. Kennedy dan masing-masing untuk anak-anaknya, Caroline dan "John-John," tulisnya.
Contoh yang lebih modern adalah ketika Presiden Barack Obama menandatangani Undang-Undang Affordable Care Act menjadi undang-undang pada 2010.
Obama saat itu menggunakan 22 pena dalam prosesnya. Sebelumnya pada 2009, ketika Obama menandatangani Lilly Ledbetter Fair Pay Act, rancangan undang-undang pertama yang ditandatanganinya menjadi undang-undang, dia menggunakan tujuh pena.
"Saya sudah berlatih. Dengan sangat lambat," candanya saat itu.
Saat itu Obama memberikan pena tersebut sebagai hadiah, termasuk untuk Ledbetter sendiri.(*)