Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Resmi Duduki Pucuk Pimpinan Tribrata 1, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Wajibkan Anggota Polri Baca Kitab Kuning, Apa Isinya?

Candra Mega Sari - Kamis, 28 Januari 2021 | 18:13
Listyo Sigit Prabowo memberi salam saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021)
Tribunnews

Listyo Sigit Prabowo memberi salam saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021)

Dalam pencegahan radikalisme, kata dia, Polri juga akan mengutamakan moderasi beragama sebagai upaya mencegah berkembangnya paham radikalisme di Tanah Air.

Menurut Listyo, salah satu caranya ialah dengan menggandeng sejumlah tokoh agama, organisasi masyarakat (ormas), tokoh masyarakat hingga komunitas sipil.

"Jadi, perlu kolaborasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas-ormas berbasis agama, dan para pemangku kepentingan lainnya termasuk melibatkan para ahli dan civil society," kata Listyo.

Pengertian Kitab Kuning

Melansir TribunJakarta.com, pengertian Kitab Kuning dalam pendidikan agama Islam, merujuk kepada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam (diraasah al-islamiyyah) yang diajarkan pada pondok-pondok Pesantren, mulai dari fiqh, aqidah, akhlaq, tata bahasa arab (ilmu nahwu dan ilmu sharf), hadits, tafsir, ilmu Alquran, hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan (mu'amalah).

Dikenal juga dengan kitab gundul karena memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan sebagainya). Oleh sebab itu, untuk bisa membaca Kitab Kuning diperlukan kemahiran dalam tata bahasa Arab (nahwu dan sharf)

Kebanyakan naskah para ulama pasca Khulafaa al-Rasyidin ditulis dengan menggunakan Bahasa Arab tanpa harakat, tidak seperti Al Quran pada umumnya.

Baca Juga: Panji Kepolisian Tribrata Sudah di Genggaman, Listyo Sigit Prabowo Resmi Jadi Kapolri Gantikan Idham Azis, Intip Gaji Pokok dan Tunjungannya yang Capai Puluhan Juta

Dikarenakan tujuan pemberian harakat pada Al Quran lebih kepada bantuan bagi orang-orang non arab dan penyeragaman.

Sedangkan bagi orang yang menguasai tata bahasa bahasa Arab maka dapat dengan mudah membaca kalimat tanpa harakat tersebut.

Inilah yang kemudian di Indonesia dikenal sebagai Kitab Gundul untuk membedakannya dengan kitab bertulisan dengan harakat.

Sedangkan mengenai penyebutan istilah sebagai Kitab Kuning, dikarenakan memang kitab-kitab tersebut kertasnya berwarna kuning, hal ini disebabkan warna kuning dianggap lebih nyaman dan mudah dibaca dalam keadaan yang redup.

Source :Tribunnews.comKompas TVTribunJakarta.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x