"Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menyuntikkan Covid-19 ke bokong seperti gagasan Presiden Filipina akan memengaruhi efektivitas vaksin," katanya.
"Namun, hal itu kemungkinan besar akan menyebabkan bokong Anda berubah bentuk. Lagipula, menyuntikkan Covid-19 ke bokong akan lebih sakit dari biasanya," ungkap Zhuang.
Zhuang menambahkan, risiko bokong cacat saat menyuntikkan Covid-19 ke situs ini lebih tinggi pada anak-anak daripada pada orang dewasa.
Vaksinasi bokong juga jarang dilakukan karena organ ini memiliki banyak lemak, peredaran darah tidak sebaik otot bisep.
Oleh sebab itu, para ahli menyarankan untuk tidak meniru apa yang dikatakan oleh Duterte karena dianggap sangat berbahaya.
"Sayangnya, Presiden Duterte memilih area pantatnya untuk divaksinasi daripada disuntikkan ke otot bisep seperti Presiden Biden dari AS, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Singapura Ly Hien Long," Tony Leachon mantan penasihat Satuan Tugas Nasional Filipina untuk pencegahan Covid-19, memposting di Twitter.
"Publisitas para pemimpin vaksinasi Covid-19 akan menginspirasi lebih banyak orang untuk melakukan vaksinasi. Namun, saya tetap menyarankan agar tidak divaksinasi Covid-19 di bokong," katanya.(*)
Source | : | Kontan.co.id,intisari-online |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar