Pasalnya, dari lobang sumur tersebut, mendadak menyemburkan gas alam yang cukup kuat. Suaranya pun terdengar bergemuruh.
Semburan gas itu muncul di antara ruang belajar dan kamar santri, yang juga tak jauh dari komplek Kantor Wali Kota Pekanbaru.
Alhasil, penghuni ponpes pun dibuat panik, takut ada kebakaran atau ledakan.
Alhasil, sebanyak 34 orang santri yang sedang belajar, terpaksa dievakuasi.
Ramadhan, selaku penggali sumur menjelaskan, awalnya ia bersama beberapa orang rekannya, sedang mengerjakan pembuatan sumur bor.
"Tiba-tiba saat jam setengah 2 (siang), ada gas yang keluar dari sumur itu, kami langsung lari," sebutnya.
Diperkirakan saat semburan gas keluar, kedalaman pengeboran sudah mencapai kedalaman 115 meter.
Namun saat pekerja menarik pipa dari dasar sumur, tiba-tiba saja gas menyembur keluar.
"Sudah selesai di kedalaman 115 meter itu. Saat kami tarik pipanya, tiba-tiba langsung menyembur keras, keluar lumpur awalnya," ungkapnya.
Mendapati hal tersebut, Ramadhan bersama dua pekerja lain langsung lari menjauh menyelamatkan diri.