Gridhot.ID - Baru-baru ini kasus jagal kucing ramai di Kota Medan.
Melansir dari Gridhot.ID, para pelaku jagal kucing tersebut menjual hasil buruannya ke pasar.
Polisi hingga sekarang masih melakukan penyelidikan terhadap sindikat pelaku.
Bahkan munculinformasi adanya pria bertubuh gempal yang mencari-cari pemilik kucing Tayo, Sonia Rizki di rumah.
Saat ini sejumlah saksi sudah menjalani pemeriksaan di Mapolsek Medan Area.
"Keluh kesahnya seperti itu (teror). Namun kita menyelidiki benar tidak keluh kesahnya," ujar Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Rianto ketika dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon pada Rabu (3/2/2021) sore.
Baca Juga: Gemuruh Terdengar dan Gas Berlumpur Tiba-tiba Menyembur dari dalam Tanah, Santri Ponpes di Pekanbaru Terpaksa Diungsikan: Suaranya KuatDijelaskannya, pihaknya juga sudah mendatangi ke rumah Sonia namun belum bertemu dengan orang tersebut (pria bertubuh gempal).
"Kita sudah ke rumahnya, kita lihat. Ya, kita nggak ketemu sama yang ngancam dia itu."
"Tetap kita tampung keluh kesahnya, tetap kita selidiki," ujarnya.
Dijelaskannya, saat ini pihak sudah memeriksa saksi sebanyak 5 orang.
Namun demikian, dia tidak merinci peran masing-masing saksi karena hal tersebut sudah masuk dalam substansi penyidikan.
"Ada saksi 5 orang, (perannya apa) itu substansi penyidikan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru menyebut bahwa pemilik kucing Tayo mengalami teror dari pria gempal setelah penemuan kepala kucing di dalam karung.
Pada 30 Januari 2021 kemarin, kata dia, Sonia dikejar oleh seseorang berbadan gempal namun berhasil lolos.
Selama dua hari, kata dia, ada seseorang yang mencari Sonia di rumahnya.
"Kami mengerti mbak Sonia sangat terganggu, dalam kondisi kedukaan, harus berhubungan dengan orang-orang yang akan mencelakakan dirinya."
"Mungkin karena prinsip, dia membela kucingnya, berani bersuara, lalu timbul teror kepada dirinya dan sekarang kita akan pasang badan demi dia."
"Apapun yang terjadi. Jika harus LPSK, kami akan turunkan," katanya.
Menurutnya, teror itu dilakukan oleh dua orang.
Atas teror tersebut, dia bersedia memberikan penjagaan 1x24 jam penuh.
"Jangan karena teror ini lalu terganggu. Kita yang lebih besar dari dia, dari penjahat."
"Pecinta anjing, kucing bisa bersatu se-Indonesia. Kebaikan bisa berwadah, berkumpul dan berserikat. Kenapa kita takut sama yang salah. Yang salah harus bergetar ketemu dengan yang benar," katanya.(*)