Gridhot.ID - Konflik yang terjadi di Laut China Selatan hingga sekarang kian memanas.
Perairan ini telah lama menjadi fokus pertikaian antara Beijing dan Washington, dengan China yang sangat marah oleh aktivitas militer AS di sana.
Melansir dari Sosok.ID, pada Sabtu (23/1/2021), beberapa hari setelah Joe Biden menjabat, grup kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt dan didampingi oleh tiga kapal perang, memasuki jalur tersebut.
Amerika Serikat sengaja mendatangkan armadanya untuk menghentikan klaim wilayah yang dilakukan seenak jidat oleh China.
Bahkan baru-baru ini, kapal perang Amerika Serikat (AS) kembali berlayar di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai China di Laut China Selatan yang disengketakan pada Jumat (5/2/2021).
Dikutip dari Kontan.co.id, Armada Ketujuh Angkatan Laut AS menyatakan, kapal perusak USS John S. McCain menegaskan hak navigasi dan kebebasan di sekitar Kepulauan Paracel sesuai dengan hukum internasional.
"Operasi kebebasan navigasi ini menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan yang sah atas laut yang diakui dalam hukum internasional," kata Armada Ketujuh Angkatan Laut AS di laman resminya, Jumat (5/2).
"Dengan menantang pembatasan yang melanggar hukum pada "jalur tidak berdosa" yang diberlakukan oleh China, Taiwan, dan Vietnam, juga dengan menantang klaim China atas garis pangkal lurus menutupi Kepulauan Paracel," imbuh mereka.
Ancaman serius bagi kebebasan
Armada Ketujuh Angkatan Laut AS mengatakan, klaim maritim yang melanggar hukum di Laut China Selatan menimbulkan ancaman serius bagi kebebasan navigasi dan penerbangan.