Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Go Internasional! Tak Hanya Lagu 'Ampun Bang Jago' yang Populer, Sederet Lagu-lagu Asal Indonesia Ini Juga Digilai Rakyat Myanmar..

Septia Gendis - Minggu, 07 Februari 2021 | 11:42
Go Internasional! Tak Hanya Lagu 'Ampun Bang Jago' yang Populer, Sederet Lagu-lagu Asal Indonesia Ini Juga Digilai Rakyat Myanmar..
tangkap layar facebook  Khing Hnin Wai

Go Internasional! Tak Hanya Lagu 'Ampun Bang Jago' yang Populer, Sederet Lagu-lagu Asal Indonesia Ini Juga Digilai Rakyat Myanmar..

Ini bukan perkara tangga lagu pop di radio, namun perkara musik dan lagu yang dipilih seorang guru senam, ibu-ibu, pegawai, dan pedagang kaki lima sehari-hari.

Salah satunya adalah lagu Madu dan Racun.

Baca Juga: Pemilu Myanmar Dituduh Penuh Kecurangan, 'Negeri Pagoda Emas' Kini Diambang Kudeta Militer, PBB dan Belasan Kedubes Siap Pasang Badan

Dilansir dari Tribun Jakarta, Watik Soetardjo, seorang warga asal Indonesia yang sudah hampir dua tahun tinggal di kota terbesar di Myanmar, Yangon mengatakan, Lagu Madu dan Racun juga diterjemahkan dan jadi lagu pop di sini," katanya kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya lewat percakapan online.

Pedagang keliling di perkotaan Indonesia dan di Myanmar kelakuaannya-pun mirip-mirip, menyetel musik pop dengan suara keras sambil menggenjot gerobak mereka sepenuh hati, hilir mudik di perumahan.

"Saya pernah dengar lagu itu diputar keras-keras ketika ada tukang jual lotere yang menggunakan kereta dorong keluar masuk kampung." tutur Watik

"Mereka memutar lagu-lagu pop dengan speaker keras-keras dan salah satunya adalah Lagu 'Madu dan Racun'," kata Watiek.

Baca Juga: Jaringan Internet Rakyat Myanmar Dikontrol Tentara, Panglima Militer Min Aung Hlaing Laksanakan Kudeta Sampai Satu Negara dalam Ketegangan, Para Pemimpin NDL Langsung Diciduk

Selain 'Madu dan Racun', ada lagu-lagu asal Indonesia dan berbahasa Melayu lain yang diubah ke dalam Bahasa Myanmar, salah satunya lagu Burung Dalam Sangkar, yang pernah populer di Indonesia yang ditulis oleh May Sumarna dan dinyanyikan oleh biduan kondang Emilia Contessa di tahun 1970-an.

Definisi dari 'nikmat di telinga' antara masyarakat Indonesia dan Myanmar sendiri mirip-mirip, dan mungkin saja saling mempengaruhi.

Padahal perlu dicatat, interaksi sehari-hari antara dua peradaban bisa dikatakan sangat jarang, selain karena perbedaan bahasa juga karena jarak geografi yang jauh.

Kedua negara juga memiliki sejarah yang sangat panjang dan hampir sama, membebaskan diri dari penjajahan asing.

Source :Kompas.comTribunJakarta.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x