Kondisi hidupnya persis mencerminkan Bah Marijan yang hidup hingga mati di Gunung Merapi di Sleman Yogyakarta," katanya.
Kehidupan pria tua akrab disapa Bah Lurah, kata Danta, itu semua diketahui keluarga dan warga desa.
Namun apalah daya, ketika keinginan pribadi Bah Lurah memilih hidup di kampung mati.
"Iya, yang penting kami sudah usahakan dan merayu Bah Lurah untuk tidak tinggal di Kampung Mati. Namun, semuanya juga tahu dan itu keinginan pribadi apa boleh buat," ujarnya.
Danta menyebut Dusun Cimeong hingga viral disebut kampung mati, ini akibat lokasi pemukiman disana terkena longsor.
Sehingga warga terpaksa di ungsikan secara permanen hingga sekarang di Kampung Mekarsari desa setempat.
"Iya, terjadinya kampung mati. Akibat kondisi alam disana terus mengancam warga, seperti bencana longsor terjadi dengan beragam skala, hingga pada tahun 2017 terjadi longsor cukup hebat, membuat warga beralih domisili," ungkapnya.
Kampung Cimeong, kata Danta, merupakan lingkungan sekaligus cikal bakal terbentuknya Desa Cilayung, hal ini terbukti dari orang tua dan cerita warga terdahulu sebelum masuk menjadi kampung mati saat ini.
"Berdasarkan cerita warga, kampung Cimeong itu lingkungan paling buhun dan sempat di jadikan tempat persinggahan pejuang sebelum jaman kemerdekaan," katanya.