Gridhot.ID - China memang sempat jadi sasaran amuk warga dunia gara-gara menjadi negara pertama yang disebut menyebarkan virus corona.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, China diketahui memang sudah mendeteksi virus tersebut sejak akhir 2019.
Meskipun dianggap sebagai sumber dari masalah pandemi yang melanda dunia setahun terakhir ini, sejumlah negara merasa China justru telah memberikan bantuan yang besar.
Hal ini setidaknya diungkapkan sejumlah penduduk negara ASEAN dalam sebuah survei terbaru.
Dikutip Gridhot dari Kontan, survei terbaru yang dilakukan oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute baru-baru ini menunjukkan mayoritas penduduk negara ASEAN menilai bahwa China adalah negara yang memberikan paling banyak bantuan selama pandemi Covid-19.
Di sisi lain, banyak dari responden yang melihat dukungan China ini dapat membuat pengaruh politik China di kawasan Asia Tenggara jadi semakin besar.
Dilansir dari Kyodo, survei yang digelar ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura ini melibatkan 1.032 responden yang berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari akademisi, akademisi, pelaku bisnis, pejabat pemerintah, jurnalis dan anggota organisasi nonpemerintah dari 10 negara anggota ASEAN.
Hasil survei yang dirilis pada hari Rabu (10/2) menunjukkan apresiasi terhadap China yang telah memberikan banyak bantuan selama pandemi.
"China dipandang telah memberikan bantuan paling banyak ke kawasan ini (Asia Tenggara) selama pandemi," ungkap survei tahunan ISEAS-Yusof Ishak Institute.
Survei ini dilakukan sejak November 2020 hingga Januari 2020. Sebesar 44,2% responden memilih China saat ditanya negara mana dari luar kawasan yang paling banyak memberikan bantuan selama pandemi. Jawaban terbanyak berikutnya jatuh pada Uni Eropa dengan jumlah 10,3%.
Selama survei berlangsung, sebanyak 76,3% responden menganggap China sebagai kekuatan ekonomi paling berpengaruh saat ini.
China masih dipandang sebagai kekuatan politik dan strategis paling berpengaruh di Asia Tenggara meskipun presentasenya turun dari 52% tahun lalu menjadi 49% tahun ini.
Mayoritas respon juga masih merasa khawatir akan besarnya pengaruh China di kawasan ini. Kekhawatiran mereka naik tahun ini menjadi 88,6% dari 85,4% tahun lalu.
Berbeda dengan China, responden tahun ini menyambut pengaruh strategis regional Amerika Serikat (AS) telah meningkat. Tahun ini angkanya naik ke 63,1% dari 52,7% di tahun lalu.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat ASEAN cukup menerima terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS yang baru dan menunggu kebijakan yang akan ia terapkan.
(*)