Mereka merebut Malaka dari Portugis (1641), mengurung Inggris setelah periode persaingan sengit ke sebuah pabrik di Bencoolen (sekarang Bengkulu).
Lalu mendirikan jaringan pabrik di pulau-pulau timur.
Meskipun ingin membatasi aktivitasnya pada perdagangan, perusahaan ini juga masuk ke dalam politik lokal di Jawa dan di tempat lain.
VOC ikut campur uruan kerajaan, menjadi penengah dalam sengketa kerajaan dan dalam konflik antara persaingan penguasa.
Membuat VOC secara tidak langsung muncul sebagai entitas politik utama di nusantara.
Sejak tahun 1602-1799, VOC mempekerjakan hampir satu juga penduduk Eropa dikirim ke Asia.
Menggunakan sekitar 4785 kapal dagang menuju Asia dan membawa 2,5 juta ton barang dagang.
Kesuksesan VOC di Indonesia membuatnya menerbitkan saham pertama di dunia.
Kemudian mendirikan pusat dagang di Asia di kota Jayakarta yang kemudian diubah menjadi Batavia, diberikan hak dagang oleh kesultanan Banten.
Oleh Gubernur Jenderal Pieter Both menjadikan Jayakarta sebagai pusat administrasi, dan mengubahnya menjadi kota dagang terbesar dengan benteng dan pelabuhan.